Berita

ilustrasi/ist

Kyai Dawam: Insya Allah Saya Tidak Akan Mencabut Sikap Pemakzulan SBY

SENIN, 13 FEBRUARI 2012 | 21:04 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Kyai Dawam Soleh tak bosan mengkritik pemerintahan. Kalau sebelumnya Pengasuh Pondok Pesantren Al Islah Lamongan, Jawa Timur itu menyebarkan SMS kepada para politisi berisi seruan wajib memakzulkan SBY, kini dia membuat puisi tentang boborkan pemerintahan SBY-Boediono.

Ada 80 judul puisi yang diguratkan Kyai Dawam dengan tinta emasnya itu.

"Ini merupakan hasil penelaahan, mengendap dalam pikiran, setelah melihat situasi setelah pemilu 2009 lalu. Intinya, saya tidak betah melihat kemungkaran dan berbagai kecurangan yang ditutupi-tutupi," kata dia kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Senin, 13/2).


Dalam puisinya, Kyai Dawam menyoroti tentang kehidupan berbangsa dan bernegara, mulai dari Century,  kemenangan Demokrat dan SBY, hingga sosok Sri Mulyani dan Ruhut Sitompul. Khusus untuk Ruhut, Kyai Dawam memberi judul Si Kuncir Bangsat.

Benang merah atau inti kritikan Kyai Dawam dalam ke 80 puisinya adalah bahwa kehancuran bangsa saat ini bermula dari kemanangan partai Demokrat dan SBY yang tidak halal, curang dan tidak  berkah.

"Ada juga puisi tentang syair-syair hujan. Itu menunjukkan peristiwa yang terjadi selama dipimpin oleh pemenang curang. Salah satunya tentang Ruhut dan Sri Mulyani itu," jelas dia.

Sementara untuk kasus Century, Kyai Dawam menjelaskan, SBY sangat melindungi kebobrokan kasus yang menyeret Wakilnya, Boediono itu. "Melindungi juga sudah memenuhi unsur mencuri," urainya.

Kyai Dawam menegaskan, dirinya tak akan bergeser dari sikap penolakan terhadap rezim SBY-Boediono. Kalau SMS wajib memakzulkan SBY merupakan hasil istikharah, maka puisi-puisi ini berdasarkan hasil permenungan yang dilakukannya tiap malam selama dua tahun setelah pemilu kemenangan SBY curang digelar 2009 lalu.

"Untuk apa kita memilihat sesuatu yang tidak berkah. Kalau dibiarkan akan terus terjadi banyak masalah. Insyaallah saya tidak akan mencabut dari sikap yang lama (memakzulkan SBY). Saya akan terus mengkritisi pemerintah melalui cara yang saya bisa,"  jelasnya.[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya