RMOL. Elektabilitas para bakal calon gubernur DKI Jakarta dalam dua pekan ini tidak mengalami perubahan signifikan. Elektabilitas para balon sama dengan dua pekan lalu, meski terjadi penurunan angka 1-2 persen atau sebaliknya.
Hal itu itu dikemukakan Direktur Eksekutif Cyrus Network Hasan Nasbi kepada Rakyat Merdeka Online pagi ini (Jumat, 3/2).
"Itu nggak bisa dibilang penurunan. Margin of error itu kan sekitar 4 persen. Jadi kalau ada yang naik 1 persen; turun 1 persen; naik 2 persen atau turun 2 persen, itu bukan penurunan. Itu bias sampling saja. Biasa itu. Karena kita modelnya sampling, ada bias. Itu kemungkinan ditampung di dalam margin of error tadi. Tapi memang, secara umum tidak bergerak dalam dua minggu terakhir ini. Artinya posisi masih tetap," ungkapnya.
Tidak adanya perubahan signifikan elektabilitas semua balon diduga karena saat ini mereka sedang tidak ngotot dalam melakukan kerja-kerja politik. Pasalnya, mereka sedang tahan nafas.
"Karena memang semuanya tahan nafas. Dua minggu ke depan kan partai-partai akan mengeluarkan rekomendasi (siapa yang akan diusung). Kalau sekarang habis-habisan, lalu tidak direkomendasikan, kan berabe," tandasnya.
Rabu lalu, Cyrus kembali merilis hasil tracking survei yang dilakukan pada 23-28 Januari dan dimuat di situs resminya, www.cyrusnetwork.com. Survei ini melibatkan 500 responden dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error +/-4,38 persen.
Hasil survei itu menunjukkan elektabilitas Fauzi Bowo 23,8 persen; Joko Widodo 15,5 persen; Tantowi Yahya 11,5 persen; Faisal Basri 10,5 persen; Prijanto 4,3 persen; Nachrowi-Ramli 2,3; Nono Sampono 2,3; Wanda Hamidah 2,0 persen; Sandiaga S. Uno 1,8 persen; Triwisaksana 1,5 persen; Alex Noerdin 1,3 persen; Hendardji Supandji 1,3 persen; dan menjawab tidak tahu 22,3 persen.
Sedangkan hasil survei pada dua pekan lalu yaitu, Fauzi Bowo 24,0 persen; Joko Widodo 17,3 persen; Tantowi Yahya 12,3 persen; Faisal Basri 12,0 persen; Wanda Hamidah 4,7 persen; Prijanto 4,3 persen; Sandiaga S. Uno 2,7 persen; Nono Sampono 2,3 persen; Nachrowi-Ramli 2,0 persen; Triwisaksana 1,7 persen; Hendardji Supandji 0,3 persen; dan menjawab tidak tahu 16,3 persen. [zul]