RMOL. Acara pelantikan pengurus Majelis Tafsir Alquran yang disertai pengajian kemarin di Kudus dibubarkan aktivis Angkatan Muda Nahdlatul Ulama. Wakil Ketua DPRD Kudus, Agus Darmawan, yang sedianya menghadiri acara tersebut tapi urung karena ada kegiatan lain, terkejut saat mendengar kabar tersebut.
"Saya juga dapat undangan itu. Tapi tidak datang. Saya kaget juga ketika teman-teman yang saya minta menghadiri itu melaporkan acara itu dibubarkan oleh AMNU, yang terdiri GP Anshor, IPNU, Banser," ungkap Agus Darmawan kepada Rakyat Merdeka Online pagi ini.
Agus menyesalkan pembubaran acara tersebut. Mestinya hal itu tidak terjadi andai saja semua berkepala dingin dan mau berdialog dan berkomunikasi. "Jangan seperti itulah," imbaunya.
Apalagi, sebut Agus, PBNU lewat ketua umumnya Said Aqil Siraj di banyak kesempatan mengatakan akan melindungi semua elemen masyarakat, termasuk kelompok Ahmadiyah. Hal itu juga sudah dilakukan pada masa Gus Dur. Senada dengan itu, Ketua Umum GP Anshor, Nusron Wahid, juga sering mengungkapkan akan melindungi dan bahkan sudah melakukannya dengan mengadvokasi kelompok minoritas. "Mungkin ada komunikasi yang terputus (antara warga NU dan pimpinanannya)," duga Agus.
Tapi Agus buru-buru menambahkan bahwa dia tidak secara persis kenapa ha itu terjadi. Dia juga tidak ingin mengomentari NU secara lebih jauh. Tapi yang dia harapkan, aksi pembubaran seperti itu mestinya tidak lagi terjadi. Apalagi, sesama umat Islam. Katanya, kita akan malu dengan kelompok agama lain.
Menurutnya, MTA seperti organisasi pada umumnya, laiknya Nahdlatul Ulama dan
Muhammadiyah. MTA, organisasi yang berbasis di Solo itu, juga sudah resmi berdiri
dan beberapa tahun ini sudah menjalankan kegiatannya. "Menurut saya, ya
(MTA) landai-landai saja. Biasa-biasa saja," ungkapnya.
Tentang alasan bahwa, MTA antara lain mendiskreditkan kiai dan mengharamkan tahlilan yang menjadi alasan pembubaran acara MTA kemarin, dia belum tahu persis apakah memang seperti adanya tidak adanya. Tapi tetap saja hal itu tidak bisa jadi alasan pembenar melakukan aksi pembubaran.
"Pokoknya, saya mengimbau hal ini tidak terjadi lagi. Kita semua mencintai negeri
ini. Perbedaan sesuatu yang wajar, selesaikan dengan kepala dingin," ungkapnya seraya berharap Bakesbangpol dan Linmas mengintensifkan komunikasi antar maupun
intraumat beragama.
[zul]