Berita

ilustrasi, militer di Papua New Guinea (PNG)

Dunia

Ditangkap, Otak Kudeta PNG Minta Ampun

SABTU, 28 JANUARI 2012 | 09:07 WIB

RMOL. Sekelompok prajurit yang melakukan kudeta militer di Papua New Guinea (PNG), Ka­mis (26/1), akhirnya keok juga. Mereka kini mengemis peng­ampunan dari pemerintah.

Ketegangan politik meningkat di negara Pasifik yang kaya sumber alam tetapi miskin itu, ketika pensiunan tentara yang setia kepada Somare, Yaura Sasa, melancarkan pemberontakan untuk merebut kekuasaan dari tangan O’Neill.

Kolonel Sasa memimpin pem­berontakan militer Kamis, lalu menangkap panglima Angkatan Bersenjata Francis Agwi dan mengumumkan dirinya sebagai pemimpin baru militer. Sasa menetapkan batas waktu tujuh hari bagi dipulihkannya bekas Perdana Menteri Sir Michael Somare sebagai pemimpin negara itu, dan PM Peter O’Neill mele­takkan jabatan.

Namun O’Neill’ meng­umum­kan, krisis itu telah berakhir pada Kamis petang setelah me­nang­kap 15 dari 30 tentara yang setia pada Sasa dan menjamin pe­narikan tentara lainnya dan pembebasan Aqwi.

Kemarin, Sasa bersama 20 pendukungnya telah ditahan di Taurama Barracks, Port Moresby, dekat markas militer Murray Barrack. Polisi Dominic Kakas membenarkan, Sasa telah me­minta maaf atas kejadiaan usaha kudeta tersebut.

Kudeta militer yang terjadi di PNG merupakan bagian dari krisis politik di tengah saling klaim kekuasaan antara Somare dengan O’Neill. Krisis antara keduanya telah berlangsung selama enam bulan terakhir.

PM O’Neill mengecam sa­ingan­nya Somare. Dia menga­takan, tindakan pemberontakan itu adalah sebuah lelucon. “Papua New Guinea layak mendapatkan yang lebih baik dari Somare,” ujar PM O’Neill.

PM O’Neill, yang didukung masyarakat sipil menolak mun­dur dari jabatannya, sementara Somare menegaskan, dia adalah pemimpin sah negara itu, me­runut kepada putusan Mahkamah Agung. MA menyatakan De­sember lalu bahwa Somare ada­lah PM yang sah.

“Kami tidak menginginkan keadaan ini terus berlangsung di mana satu pemerintah yang buruk menangkap pasukan yang di­siplin,” kata Somare dalam satu peryataan yang dikirim putrinya Betha kepada AFP.

“Adalah tugas polisi dan mi­liter untuk mentaati keputusan-keputusan Mahakamah Agung dan mendukung pemerintah yang sah, Somare/Agiru,” pung­kasnya. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya