Berita

ist

Apa Jadinya Kalau Perampasan Tanah Rakyat Terus Dibiarkan

KAMIS, 12 JANUARI 2012 | 23:44 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Kasus kekerasan di Mesuji, Lampung dan Bima, Nusa Tenggara Barat telah menguak kecarut-marutan agraria di tanah air. Kasus yang bermula dari konflik antara petani dan pengusaha yang telah menelan korban jiwa tersebut, akhirnya menyulut solidaritas masyarakat petani, masyarakat adat, perempuan, perangkat desa, nelayan, mahasiswa, buruh dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk menggelar aksi hari ini (Kamis, 12/1).

Demonstrasi, yang menamakan diri aliansi gerakan perlawanan terhadap perampasan tanah rakyat, yang difasilitasi oleh pemerintahan SBY itu dan diikuti tak kurang 10 ribu demonstran itu memulai aksinya sejak pagi dan berakhir petang tadi. Mereka mulai berkumpul sejak pukul 07.00 WIB di lingkungan masjid Istiqlal Jakarta, kemudian merapat ke depan Istana Negara dan merangsek ke gedung DPR/MPR RI, Senayan. Aksi serupa juga serentak dilakukan di 27 kota provinsi.

Hadir dalam aksi tersebut Majelis Nasional Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI) Maman Imanulhaq. Menurutnya, penempatan aparat dalam konflik agraria antara petani dengan pengusaha merupakan bentuk ketidakberpihak aparat terhadap rakyat. Apalagi aparat cenderung bertindak represif demi menjaga tanah milik pengusaha.


"Ini tidak bisa dibiarkan. Aparat harusnya menjadi penjaga keamanan bagi masyarakat. Harusnya mereka berpihak kepada rakyat," kata Maman.

"Penembakan dan kekerasan yang kerap dilakukan aparat harus segera dihentikan," sambungnya.

Untuk itu, pemilik Pondok Pesantren Al-Mizan Majalengka, Jawa Barat itu mengharapkan agar pemerintahan SBY memperhatikan nasib rakyat.

"Apa jadinya kalau perampasan tanah terus dibiarkan, rakyat hidup dari mana? Jangan biarkan pengusaha bersekutu dengan penguasa untuk merampas hak masyarakat dengan berbagai cara," tegas Kyai Maman. [dem] 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya