Berita

mesuji/ist

Demokrat: Tidak Arif Kalau Kasus Mesuji Hanya Ditimpakan Kepada Presiden SBY

SABTU, 31 DESEMBER 2011 | 22:16 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Demokrat meminta agar kalangan oposis memahami kasus Mesuji secara komperhensif. Kalangan oposisi diminta tidak membuat analisis yang dangkal dan asal njeplak terkait kasus tersebut untuk sekedar menyudutkan Presiden SBY.

"Tidaklah arif jika permasalah ini sepenuhnya ditimpakan kepada SBY," kata fungsionaris partai Demokrat, Oka Wijaya, kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Sabtu, 31/12).

Hal itu disampaikan Oka untuk menanggapi pernyataan aktivis gerakan Indonesia Perubahan Indro Tjahyono yang berkesimpulan bahwa kesehatan jiwa Presiden SBY perlu diperiksa, karena membiarkan penderitaan rakyat, yang terlihat dari kasus Mesuji.


Jelas betul, kata Oka Wijaya,  persoalan Mesuji sudah ada jauh sebelum SBY jadi Presiden. Landasan konfliknya adalah persoalan agraria. Dan itu terjadi mulai zaman Orde Baru.

"Di era Gus Dur persoalan itu telah diprioritaskan untuk diselesaikan, namun tidak selesai karena Gus Dur keburu turun," terangnya.

"Pada zaman Megawati persoalan tersebut juga telah diketahui dan akar rumput berharap banyak dapat terselesaikan. Namun faktanya juga tidak selesai," terang dia lagi.

Bahkan, kata Oka, di zaman kepemimpinan Megawati terjadi keganjilan-keganjilan atas kasus Mesuji. Menteri Kehutanan Nur Mahmudi Ismail waktu itu mengeluarkan SK yang berisi tentang perdamaian dengan PT SIL. Sementara sebelumnya sudah ada SK yang sudah di keluarkan di zaman Gus Dur.

"Maka tidaklah arif jika Indro Tjahyono asal jeplak. Kenapa dia tidak menarik ke belakang siapa yang punya andil dalam keruhnya persoalan Mesuji. Ingat juga, korban sebanyak 30 orang yang disampaikan Indro adalah akumulasi dari kasus Mesuji sejak zaman Orde Baru sampai saat ini," demikian Oka. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya