Berita

saleh p. daulay

BENTROK BIMA

Diingatkan, Informasi yang Tak Jelas Bisa Rugikan Polri

SELASA, 27 DESEMBER 2011 | 09:48 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

RMOL. Pemuda Muhammadiyah menyesalkan lambannya pihak Kepolisian menyelesaikan masalah kerusuhan yang terjadi di Pelabuhan Sape, Bima Nusa Tenggara Barat. Sampai hari keempat kejadian, berita tentang tindak kekerasan tersebut masih simpang siur.

Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Saleh P. Daulay mengatakan ini mengindikasikan bahwa pihak Kepolisian kurang tanggap dalam mengantisipasi dampak yang timbul akibat peristiwa tersebut.

"Sampai hari ini, berita tentang jumlah korban masih simpang siur. Kita belum tahu berapa persisnya yang luka berat dan ringan. Kita juga belum tahu siapa saja yang ditahan dan mengapa mereka ditahan," jelasnya kepada Rakyat Merdeka Online pagi ini (Selasa, 27/12).


Kesimpangsiuran berita ini, lanjut Saleh, dapat berimplikasi tidak baik. Masyarakat yang sudah geram melihat ketidakprofesionalan polisi akan semakin marah. Kepercayaan masyarakat kepada pihak Kepolisian dikhawatirkan akan memudar.

"Sudah semestinya polisi melakukan langkah-langkah antisipatif antara lain dengan mengumumkan secara jelas siapa saja yang ditahan, dari elemen mana, mengapa ditahan, apakah mereka diperlakukan secara baik, dan lain-lain," ungkapnya.

Katanya lagi, sampai saat ini, masih banyak elemen mahasiswa dan masyarakat yang belum tahu keberadaan teman atau kerabat mereka. Jangan sampai masyarakat menduga, bahwa polisi melakukan penahanan semena-mena tanpa bukti yang jelas. "Bila ini terjadi, pasti tidak menguntungkan pihak Kepolisian," demikian Saleh.

Sampai saat ini memang masih terjadi simpang siur mengenai jumlah korban yang tewas akibat bentrokan tersebut. Polri merilis hanya ada dua orang yang tewas, yaitu Arif Rahman (18 tahun) dan Mahmud alias Syaiful (17). Sedangkan Komnas HAM menyebutkan bahwa jumlah korban tiga orang. Ketiganya adalah Arif Rahman, (18) Syaiful, (17), dan Arifuddin A. Rahman. [zul]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya