Berita

ilustrasi

Biang Kerok Sengketa Lahan Tak Melulu karena Pengusaha!

SELASA, 27 DESEMBER 2011 | 09:02 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

RMOL. Konflik sosial yang muncul pada kegiatan usaha perkebunan di beberapa daerah seperti di Mesuji, Sumatera Selatan serta Lampung dan usaha pertambangan di Bima, Nusa Tenggara Barat yang terjadi tidak dominan dipengaruhi faktor pengusaha yang bandel atau abai terhadap kepentingan lingkungan sosial masyarakat.

Tetapi lebih karena rusaknya tatanan birokrasi pemerintahan baik di pusat maupun di daerah. Hal itu disampaikan ekonom Dahnil Anzar Simanjuntak kepada Rakyat Merdeka Online pagi ini (Selasa, 27/12).

"Prosedur bisnis yang telah diatur yang dilengkapi dengan perangkat perlindungan terhadap kerusakan lingkungan dan harmonisasi sosial kemasyarakatan dilanggar dan dinegasikan oleh birokrasi pemerintah, baik pusat maupun daerah. Sehingga pengusaha pada akhirnya harus berhadap-hadapan dengan masyarakat yang tak puas dan dirugikan," jelasnya.


"Padahal pengusaha sudah melakukan pembiayaan yang besar untuk mendapatkan berbagai izin dan biaya komunikasi sosial dengan masyarakat melalui birokrasi atau kepala daerah maupun pemerintah pusat," sambung dosen Fakultas Ekonomi Universitas Tirtayasa Serang, Banten ini.

Karena pemerintah abai akan hak-hak masyarakat dan lingkungan, masyarakat pun bergejolak dan berhadapan langsung dengan pengusaha perkebunan dan pertambangan. Dalam kondisi seperti ini, pilihan yang paling efisien yang dilakukan pengusaha adalah bekerjasama dengan aparat Kepolisian untuk melindungi aset ekonomi yang mereka miliki.

Karena itu dia berkesimpulan, biang kerok konflik sosial usaha perkebunan dan pertambangan adalah pemerintah pusat dan daerah yang korup dan manipulatif dan abai terhadap hak sosial ekonomi masyarakat lokal dan cenderung rente dan memeras pengusaha perkebunan dan pertambangan.

"Sehingga pengusaha memilih langkah-langkah menggunakan aparat keamanan untuk melindungi aset ekonomi mereka," tegas Dahnil, Sekretaris Dewan Pakar DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia ini. [zul]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya