Saleh P. Daulay/ist
Saleh P. Daulay/ist
RMOL. Tindakan represif aparat Kepolisian dalam menangani unjuk rasa masyarakat dalam mendesak Bupati Bima mencabut SK 188 terkait ijin pertambangan PT Sumber Mineral Nusantara terus dipersoalkan masyarakat. Pasalnya kebrutalan polisi akhirnya menjatuhkan korban jiwa. Mestinya, Kepolisian mengedepankan dialog dan pendekatan persuasif lainnya.
"Harusnya, menurut kawan-kawan kita yang ada di sana, upaya dialog masih bisa dilakukan," tegas Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Saleh P. Daulay dalam talkshow di TV One malam ini. Hadir juga sebagai pembicara Kabag Penum Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar.
Polisi menuding pengunjuk rasa membawa berbagai senjata tajam dan bahkan bom molotov. Polisi juga mengklaim, bahwa pengunjuk rasa sudah menganggu ketertiban umum dalam hal ini menganggu kegiatan di Pelabuhan Sape. Sekalipun demikian, tegas Saleh, Polisi tetap tidak dibenarkan melawan pengunjuk rasa dengan senjata. Karena masyarakat, katanya lagi, masih bisa diajak berdialog.
Populer
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
UPDATE
Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14
Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05
Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46
Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41
Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33
Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11
Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43
Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36
Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35
Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34