Berita

idham arsyad/ist

KONFLIK AGRARIA

Payah, Polri hanya Berani Usut Kekerasan sedangkan Sengketa Lahan Dibiarkan

SENIN, 26 DESEMBER 2011 | 12:44 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

RMOL. Represitas aparat Kepolisian di Bima, Nusa Tenggara Barat, merupakan sikap menantang terhadap hukum dan konstitusi yang dijunjung republik ini. Alasan kepolisian dalam rangka menjaga asset perusahaan dan kemudian menembaki rakyat dengan dalih telah mengganggu keamanan jelas tidak dapat dibenarkan.

Hal itu dikemukakan Sekretaris Jenderal Konsorsium Pembaruan Agraria Idham Arsyad lewat keterangan tertulis yang diterima sesaat lalu (Senin, 26/12).

Idham Arsyad menjelaskan, keterlibatan Polri maupun militer dalam berbagai sengketa agraria selama ini, yang tampil bukan sebagai pihak penengah apalagi pelindung, adalah bentuk pengkhianatan terhadap hukum itu sendiri.  Mengambil posisi vis a vis dengan rakyat, itu pertanda aparat menampakkan wujudnya sebagai alat penjaga perusahaan dan penguasa semata.


"Faktanya, rakyat lah yang telah tercerabut dari dari tanahnya yang menjadi sumber penghidupan! Apapun alasannya, warga negara memiliki hak kuat untuk dilindungi secara hukum dan dihormati sebagai bagian dari Negara," tegasnya.

Yang lebih parah, dalam penanganan sengketa kasus-kasus agraria seperti di Mesuji digiring menjadi persoalan penanganan kasus kekerasan semata. Padahal konflik-konflik yang terjadi menuntut penanganan yang menyeluruh, bukan hanya ditangani kasus per kasus oleh tim investigasi dadakan yang dibentuk pemerintah maupun DPR setiap kali kasus merebak.

"Ketimpangan struktur agraria antara rakyat tak bertanah (petani, masyarakat adat, nelayan/masyarakat pesisir pantai, buruh, masyarakat miskin kota) dengan kelompok penguasa dan pemilik modal yang menjadi akar masalah agraria menjadi tidak tersentuh," kesalnya.[zul]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya