Berita

istimewa

BENTROK BIMA

Puaskan Pengusaha, Pemerintah Dituding Peralat Polisi Bantai Rakyat

MINGGU, 25 DESEMBER 2011 | 09:44 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

RMOL. Pemihakan pemerintah pusat dan pemerintahan daerah yang membabi buta terhadap pengusaha besar, baik asing maupun lokal, harus disudahi. Jika tidak, polisi akan terus diperalat secara membabi buta pula untuk membantai rakyat.

Karena itu, Indonesia Police Watch menilai, benturan polisi dengan rakyat di kawasan tambang dan perkebunan besar tidak melulu akibat ketidakbecusan polisi. Tapi sumber pemicunya juga akibat pemihakan pemerintah pusat dan daerah yang membabi buta terhadap pengusaha tambang dan perkebunan.

Hal itu diungkapkan Ketua Presidium Ind Police Watch, Neta Saputra Pane, lewat keterangan tertulis yang diterima Rakyat Merdeka Online pagi ini (Minggu, 25/12) menanggapi unjuk rasa yang berakhir bentrok dengan polisi bahkan merenggut nyawa di pelabuhan Sape, Bima Nusa Tenggara Barat kemarin.


Neta menilai pemerintah pusat dan daerah saat ini semakin kehilangan nasionalisme dalam menyikapi kepentingan pengusaha, terutama pengusaha asing.

"Uang sudah membuat para pejabat seperti agen-agen asing di negerinya sendiri. Akibatnya, mereka tidak peduli dengan keluhan rakyat akan kerusakan lingkungan hidup yang mengganggu ekosistem dan sumber hidup rakyat," tegasnya.

Aksi blokade mahasiswa dan rakyat Sape, Bima, NTB terhadap pelabusan Sape bermula pada penolakan terhadap aktivitas pertambangan PT Sumber Mineral Nusantara. Mereka menolak aktivitas pertambangan karena aktivitas tambang dapat merusak alam. Padahal, kelestarian alam menjadi modal dasar masyarakat Sape mencari nafkah, mengingat sebagian besar masyarakat Sape berprofesi sebagai petani. [zul]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya