Berita

sby/ist

PENEMBAKAN MAHASISWA BIMA

Presiden SBY Harus Bertanggungjawab!

SABTU, 24 DESEMBER 2011 | 17:23 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Penembakan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap massa aksi Front Rakyat Anti Tambang di Pelabuhan Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan tindakan yang tidak berperikemanusiaan. Mestinya, aparat sebagai penegak hukum lebih bisa menahan diri dan tidak terkesan menjadi tameng atau centeng  para pemilik pemodal atau perusahaan.

Demikian disampaikan Sekretaris Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah ( DPP IMM) Rudi Ismawan kepada Rakyat Merdeka Online, beberapa saat lalu (Sabtu, 24/12).

Menurut dia, tindakan represif yang dilakukan aparat kepolisian terkesan seperti mesin pembunuh. Sebab, tak ada lagi penanganan yang bisa dilakukan oleh aparat kepolisian kecuali dengan menembak para pengunjuk rasa.


Belum tuntasnya kasus pembantaian warga Mesuji, Lampung, peristiwa Sape menjadi cacatan kelam aparat kepolisian di bawah rezim SBY dalam menangani aksi massa yang menuntut keadilan dan kesewenang-wenangan para pemilik modal yang merampas hak masyarakat. Oleh karenanya Presiden SBY harus bertanggungjawab.

"IMM mengutuk keras aksi penembakan yang telah membunuh Ashary, kader IMM dan masyarakat Sape," tegas Rudi.

IMM, kata dia, menuntut Kapolri Jenderal Timur Pradopo untuk memberhentikan  secara tidak hormat Kapolda, Kapolres dan aparat yang terlibat dalam insiden penembakan tersebut.

"Usut tuntas indikasi keterlibatan Gubernur NTB dan Bupati Bima terkait pemberian izin tambang," ujar Rudi. 

Khusus untuk Presiden SBY, masih kata Rudi, harus mengusut tuntas kasus penembakan oleh aparat terhadap kader IMM dan masyarakat Sape tersebut.

"Moratoriumkan dan cabut izin seluruh penambangan baik emas, batu bara dan lain-lainnya yang merusak lingkungan," tandasnya. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya