Berita

presiden sby/ist

GKI YASMIN

PGI: Dari Awal Sampai Akhir Tahun, SBY Masih Berjanji

RABU, 21 DESEMBER 2011 | 16:43 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Sikap pemerintah sudah lebih dari berbohong dalam kasus penyegelan rumah ibadah GKI Yasmin, Bogor. Pemerintah tidak lagi taat pada konstitusi dan membiarkan pembangkangan hukum oleh aparatnya.

"Pemerintah dalam kasus itu sebetulnya tidak masuk kategori bohong lagi, tapi tidak konsisten menjalankan konstitusi. Pembangkangan hukum dibiarkan oleh negara," tegas Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonia Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Jeirry Sumampow kepada Rakyat Merdeka Online, (Rabu, 21/12).

Tawaran relokasi rumah ibadah, menurutnya, bukan solusi hukum karena sama saja mengabaikan putusan hukum tetap Mahkamah Agung. PGI sebagai gereja tidak mau dipaksa pemerintah untuk melanggar hukum seperti dilakukan Walikota Bogor Diani Budiarto yang menolak mematuhi putusan Mahkamah Agung nomor 127 PK/TUN/2009 tanggal 9 Desember 2010.
 

 
"Relokasi itu baik untuk pemerintah, tapi dari sisi hukum tidak benar. Opsi itu tidak bisa kita terima," sebutnya.

Jeirry ingat, ketika Ketua Umum PGI bertemu Presiden SBY di Istana Negara pada 17 Januari 2011, Presiden sendiri yang menjanjikan penyelesaian kasus itu dengan cepat.

"17 Januari dulu itu Presiden sudah menyatakan soal GKI Yasmin dan Presiden bertanya pada menteri Kesra, Mendagri dan Kapolri soal kasus GKI Yasmin. Jadi sepanjang tahun ini Presiden sudah tahu apa yang terjadi di GKI Yasmin," terangnya.

Yang menarik juga bahwa dalam pertemuan antara pimpinan Gereja-Gereja Papua dengan Presiden di kediaman pribadi SBY pada Jumat malam pekan lalu (16/12), kasus GKI Yasmin dibicarakan lagi oleh Presiden.

"Kata Presiden hukum harus ditegakkan dan kalau ada pembangkangan harus diselesaikan. Kalau tidak selesai, presiden akan turun tangan langsung untuk persoalan Yasmin. Jadi dari awal tahun sampai akhir tahun ini presiden masih menjanjikan hal yang sama," ungkap Jeirry.

Menurut PGI, ada ketidakkonsistenan dari aparat negara menjalankan kebijakan negara dan instruksi Presiden. Yang paling dibutuhkan saat ini adalah ketegasan Presiden. Kalau ada kesalahan bawahan Presiden, harus ada evaluasi Presiden.

"Selama satu tahun ini praktis presiden tak lakukan apa-apa dalam kasus GKI Yasmin. Kalau janji itu ya kita tanggapi positif. Tapi yang kita tunggu lebih konkrit. Semua masih sebatas janji dari awal tahun," katanya lagi.

Dia juga menyesalkan pernyataan Mendagri Gamawan Fauzi dalam beberapa kesempatan yang terkesan cari aman. Menurut Jeirry persoalan utama juga berada di lingkaran sekitar Presiden yang tidak serius menjalankan perintah Presiden.

"Dalam beberapa kesempatan dia katakan aspirasi masyarakat harus diperhatikan. Itu pendapat yang cari aman, tak mau ambil resiko. Sebagai orang yang mendapat mandat konstitusi, dia berlindung di balik masyarakat," tandasnya.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya