RMOL. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah mengembalikan Brotoseno ke institusi asalnya, Polri. Untuk sementara, polisi berpangkat komisaris yang diketahui memiliki kedekatan dengan anggota DPR Angelina Sondakh itu “diparkir†di Mabes Polri.
Apa tugas barunya? Seorang perwira di Badan Reserse KriÂminal (Bareskrim) Polri meÂngaÂtakan pernah bertemu dengan BroÂtoseno saat sedang ke ÂgeÂdung Detasemen Markas (Denma).
“Tidak sengaja saya berpapaÂsan dengan Pak BS (Brotoseno) di pintu keluar Denma yang ada di sebelah kanan. Saat itu saya sedang buru-buru dan dia seperti juga sedang buru-buru, kami tiÂdak sempat ngobrol,†ungkapnya.
Saat itu, Brotoseno mengeÂnaÂkan seragam kepolisian. “Sama seperti saya kenal dulu, dia hanya tersenyum ketika berpapasan deÂngan saya,†ucapnya.
Perwira yang mengaku seÂangÂkatan dengan Brotoseno ini meÂnuturkan, sejak mencuat kabar ada seorang penyidik KPK yang menjalin hubungan dengan AngeÂlina Sondakh, dirinya sudah bisa menebak siapa orangnya. Orang itu adalah Brotoseno.
Isu mengenal kedekatan BrotoÂseno dengan Angie—nama pangÂgiÂlan Angelina, kata dia, santer di Mabes Polri. Kabar yang beredar, Brotoseno sudah dekat Angie sejak lama.
Brotoseno makin jadi buah biÂbir ketika Angie diperiksa dalam kasus suap proyek wisma atlet SEA Games. Kasus itu ditangani KPK. Sementara Brotoseno adalah seorang penyidik di situ.
“Teman-teman yang tidak keÂnal secara langsung dengan Pak BS, mencoba mencari-cati tahu seperti apa orangnya. Kalau saya sudah kenal, jadi buat apa cari-cari lagi,†kata pria berkulit sawo matang ini tertawa.
Menurut dia, hubungan BroÂtoÂseno dengan Angie tak perlu diÂbesar-besarkan. Apalagi, BroÂtoÂseno sudah mundur dari KPK.
Benarkah Brotoseno ditemÂpatÂkan di Denma? Rakyat Merdeka pun mencoba mengintipnya KaÂmis lalu. Gedung Denma terletak di belakang gedung Divisi Humas Polri.
Pintu gedung ini terbuat dari kaca gelap, sehingga menghaÂlaÂngi pandangan dari luar untuk melihat ke dalam. Pintunya selalu tertutup. Tak terlihat aktivitas orang keluar masuk.
Masuk dari pintu samping yang berada di sebelah kanan, terlihat ruangan dengan bentuk meÂmanÂjang. Sepanjang koridor itu, ada ruangan-ruangan yang tidak terÂlalu besar.
Posisi ruangan saling berÂhadap-hadapan. Di masing-maÂsing ruangan, ada papan nama coklat yang menginformasikan siapa pemilik ruangan tersebut.
Hanya berjarak lima meter dari pintu samping, ada sebuah meja peÂnerima tamu. Meja itu diÂtungÂgui seorang polisi berbadan besar. Sepanjang jalan menuju meja resepsionis ini, ada enam ruangan yang posisinya saling berhadap-hadapan. Namun dirinci satu per satu, tidak ada papan nama bertuliskan Brotoseno.
“Dia tidak ada di sini. Saya tiÂdak pernah lihat dia sejak dikaÂbarkan dikembalikan ke Mabes Polri,†kata polisi yang berjaga di meja resepsionis.
Seorang perwira Denma meÂnyebutkan, tempat ini kerap menÂjadi “persinggahan†bagi perwira yang dikembalikan ke Mabes Polri setelah bertugas di luar insÂtitusi. “Ditempatkan di sini seÂmentara sambil menunggu penuÂgaÂsan baru,†kata dia.
Lantaran tak pernah melihat di Denma, dia menduga Brotoseno diÂtempatkan di Bareskrim. “MungÂkin dikembalikan ke posisi awal sebelum di KPK. Dia kan penyidik di Bareskrim,†kata perwira.
Kabag Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Boy Rafli Amar mengatakan Brotoseno suÂdah ngantor di Mabes Polri sejak Senin. “Untuk sementara, dia hanya menjadi perwira meÂnengah Mabes Polri yang masih non job alias dibebastugaskan dulu,†ujarnya kepada Rakyat Merdeka.
Brotoseno belum mendapat jaÂbatan sampai pemeriksaan terÂhaÂdap dirinya selesai. “Yang berÂsangkutan masih menjalani peÂmeÂriksaan kode etik tentang huÂbungannya dengan Angie,†kata Boy kepada Rakyat Merdeka.
Pemeriksaan ini untuk meÂngetahui apakah ada pelanggaran etika dan disiplin. “Pemeriksaan ini untuk menggali fakta-fakta sejauh mana hubungannya deÂngan orang disebutkan. Setelah itu baru ada penilaian lebih lanÂjut,†kata Boy.
Kapan pemeriksaan ini selesai? “Kita tunggu saja. Kalau sudah ada hasilnya segera kami samÂpaikan kepada masyarakat. Kami tidak ingin berandai-andai dia melanggar kode etik atau tidak,†kata Boy.
Ikut Terseret Kasus Cicak Versus Buaya
Komisaris Brotoseno adalah perwira jebolan Akademi KeÂpoÂlisian (Akpol) tahun 1999. PerÂwira yang kini berstatus duda dengan satu anak ini mulai berkiprah di KPK pada 2007. Sebelumnya dia penyidik di Badan Reserse Kriminal (BaÂreskrim) Polri.
Nama Brotoseno mencuat seÂtelah diketahui menjalin huÂbuÂngan dengan Angelina SonÂdakh, janda mendiang Adjie Massaid. Angie adalah saksi kaÂsus suap proyek wisma atlet SEA Games. Kasus ini ditaÂngani KPK. Sementara BroÂtoÂseno salah satu penyidik di situ.
“Dia jarang tampil di publik. Setahu saya, dia pernah muncul saat menjadi saksi Bibit-ChanÂdra dalam kasus Cicak versus Buaya,†kata perwira rekan satu angkatan Brotoseno yang bertugas di Bareskrim Polri.
Brotoseno menjadi saksi kaÂrena dia penyidik kasus korupsi proyek Sistem Komunikasi RaÂdio Terpadu (SKRT) di KemenÂterian Kehutanan. Salah satu tersangka kasus ini pengusaha Anggoro Widjojo. Anggoro kaÂbur ke Singapura.
Anggodo Widjojo, adik AngÂgoro mengadukan Wakil Ketua KPK Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah ke Mabes Polri. Polisi lalu menetapkan keÂduanya pimpina KPK itu seÂbagai tersangka kasus peÂnyaÂlahgunaan wewenang. Kasus ini dihentikan karena bukti-buktinya lemah.
Belakangan, Anggoro, pelaÂpor sekaligus perancang kasus kriminalisasi terhadap Bibit dan Chandra ditetapkan sebagai terÂsangka kasus upaya penyuapan. Brotoseno tak memungkiri meÂmiÂliki hubungan dengan Angie. “Saya kenal Angie lima tahun lalu. Saya berteman baik deÂngan Angie dan almarhum Adjie Massaid,†ujar dia.
Tahun lalu, Brotoseno meÂnyanÂdang status duda setelah berÂcerai dengan istrinya. MeÂnuÂrut pengakuannya, bekas istriÂnya berdarah Melayu dan berÂprofesi dokter. Perkawinan meÂreka tak bisa dipertahankan kaÂrena perbedaan prinsip.
Brotoseno menolak meÂnyeÂbutÂkan arah hubungannya deÂngan Angie. “Itu rahasia Tuhan. Sebab lahir, mati, jodoh dan rezeki semua di tangan Tuhan. Dan ini yang saya rasakan,†kata dia.
Angie pun tak mau berterus terang mengenai hubungannya dengan Brotoseno. “Teman saya banyak, ya. Dari penguÂsaÂha ada, politisi ada, tukang koran, tukang bakso, juga ada. Apalagi polisi,†ujarnya.
“Yang penting persahabatan tidak melanggar hukum dan melanggar etika serta pergaulan sosial,†tandas dia. Angie meÂngaku memiliki banyak teman polisi. “Saksi saya saat menjadi mualaf, polisi. Saksi nikah saya, dua-duanya juga polisi,†tuÂturnya. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Senin, 30 September 2024 | 05:26
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35
UPDATE
Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:39
Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:13
Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:49
Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:21
Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:00
Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:47
Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:30
Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:59
Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:38
Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:17