Berita

petani kelapa sawit/ist

Tahun 2010, 500 Kasus Sengketa Lahan antara Rakyat dengan Perkebunan Kelapa Sawit

JUMAT, 16 DESEMBER 2011 | 09:57 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

RMOL. Konflik dan sengeketa lahan antara rakyat dengan perusahaan bukan hanya terjadi di Mesuji, baik di Lampung maupun di Sumatera Selatan, yang kasusnya telah diadukan ke Komisi III DPR dan Komnas HAM. Tapi kasus serupa sudah sering terjadi.

Hal itu diutarakan Ketua Umum DPP. Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia, Anizar Simanjuntak, dalam keterangannya kepada Rakyat Merdeka Online pagi ini (Jumat, 16/12).

"Kasus konflik sosial berkaitan dengan permasalahan lahan telah sering sekali terjadi. Data tahun 2008 telah terjadi sebanyak 280 kasus konflik sosial terutama berkaitan dengan lahan. Pada tahun 2010 terjadi kurang lebih 500 kasus konflik sosial yang pemicunya juga masih didominasi oleh lahan," bebernya.


Akar masalah konflik sosial perkebunan kelapa sawit karena pemerintah tidak berpihak kepada petani sawit rakyat, atau masyarakat lokal yang hak-hak sosial-ekonominya diabaikan oleh perusahaan perkebunan besar. Kecenderungan keberpihakan terhadap investor atau perkebunan besar justru diperlihatkan pemerintah dan aparat hukum berkaitan dengan berbagai kasus konflik sosial berkaitan dengan perkebunan.

"Hal ini dapat dibuktikan dengan sangat sulitnya petani kelapa sawit rakyat memperoleh sertifikat atas lahan dengan berbagai dalih. Di sisi lain perusahaan besar asing maupun lokal dengan mudah membuat sertifikat, sehingga dalam kasus sengketa petani selalu terkalahkan," tegasnya.

Selain itu juga, lanjutnya, konflik sengketa lahan antara masyarakat dengan perusahaan juga dipicu tidak konsistennya pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian. Kementan tidak memaksa perkebunan besar menerapkan Peraturan Menteri 26/2007 tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan, yang mewajibkan perkebunan menyerahkan 20 persen lahannya untuk dikelola oleh masyarakat atau petani sawit rakyat. Sampai detik ini peraturan itu banyak diabaikan oleh perusahaan perkebunan besar. [zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya