Berita

ist

Simpang Siur, Kasus "Penggorokan Kepala" Diluruskan

KAMIS, 15 DESEMBER 2011 | 14:59 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Kasus sengketa lahan yang melibatkan warga dengan perusahaan perkebunan sawit di provinsi Lampung dan Sumatera Selatan perlu didalami lebih jauh. Banyak kesimpangsiuran dan ada kesan terlalu tergesa-gesa dari para elit politik menyikapinya.

Seperti penjelasan Kapolri Jenderal Timur Pradopo tadi malam, pihak Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana juga menyatakan bahwa video sarat kesadisan yang ditampilkan kemarin di Komisi III DPR terdiri dari dua kasus  berbeda.

Sebetulnya ada dua lokasi konflik. Pertama, di Sungai Sodong, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Hilir, Sumatera Selatan. Lokasi kedua adalah di Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung.


"Dua tempat ini berbeda. Karena berdekatan kadang Sungai Sodong juga disebut Mesuji. Soal video itu kita masih pelajari. Kemungkinan besar saat bentrok di Sodong," jelas asisten Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Basroni, ke Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu.

Tadi malam di DPR, Kapolri Jenderal Timur Pradopo menyatakan kejadian di Sungai Sodong terjadi antara warga dengan perusahaan yang belakangan diketahui bernama PT Sumber Wangi Alam (SWA) asal Malaysia. Saat itu, terjadi sengketa lahan penanaman pohon kelapa sawit yang berujung pada pengeroyokan dan terbunuhnya warga. Namun dia tidak menyebutkan berapa banyak warga yang meninggal dunia.

Warga Sungai Sodong, Kabupaten Ogan Komering Hilir, Sumatera Selatan pernah datang mengadu ke kantor Andi Arief. Staf Presiden itu pun meminta dua orang stafnya (bernama Wira dan Akuat) untuk meninjau lokasi. Di saat proses advokasi bergulir dan sudah mencapai koordinasi dengan Bupati, muncullah bentrokan yang tergambar di video yang beredar luas di masyarakat. Kerusuhan itu ditangani aparat keamanan. Kedua staf Andi Arief itu pun mundur karena situasi memanas.

Kejadian di Sungai Sodong, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Hilir, Sumatera Selatan yang videonya beredar saat ini diakui Polri sedang bergulir proses hukumnya. Ada tujuh korban tewas dalam bentrokan. Korban terdiri dari dua warga yang dibunuh para petugas sekuriti perusahaan sawit sebelum kerusuhan terjadi dan lima orang Pam Swakarsa yang tewas dalam aksi balas dendam warga. Dalam bentrokan tersebut, dua orang sekuriti PT SWA kabarnya dipenggal.

Sedangkan konflik di Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung juga terjadi dua kali di bulan April dan November, melibatkan dua perusahaan berbeda. Pada April bentrokan antara warga dengan PT Silva Inhutani, sedangkan di bulan November antara warga dengan PT BSMI.

Dalam bentrokan dengan PT Silva itu ada seorang warga yang tewas tertembak karena berniat menyerang perwira Polda. Setelah itu Polda Lampung bentuk pencari fakta, dan dua hari setelah kejadian Kapolres dicopot.

"Di lokasi ini memang konflik cukup lama antara PT Silva dengan masyarakat. Kalau sampai ada pemenggalan leher kita setuju untuk dihukum berat," ujarnya.

Tadi malam, Kapolri Timur Pradopo menyatakan, kejadian kedua di Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung terjadi pada 11 November. Dalam kejadian ini sengketa lahan sawit berujung pada penyanderaan sejumlah warga oleh warga lainnya. Saat pembebasan sandera itu terjadi penyergapan oleh warga. Petugas kemudian melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan warga yang melakukan pencegatan.

Seorang warga tewas akibat tembakan petugas dalam kejadian itu. Dan menurut Kapolri, dua orang petugas polisi tengah disidang terkait perkara ini. Namun kata Timur kasus ini sudah diusut, sudah ada enam orang tersangka dan sekarang dalam proses di pengadilan.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya