DahÂÂlan Iskan
DahÂÂlan Iskan
RMOL.Rencana Menteri Badan UsaÂÂÂÂha Milik Negara (BUMN) DahÂÂlan Iskan membentuk BUMN ProÂperti mendapat sambutan poÂsitif. Pengamat properti Ali TrangÂÂÂÂÂhanda mengatakan, BUMN proÂÂperti memang sehaÂrusnya ada.
“MaÂÂÂnajemen aset idle (aset yang belum dimanfaatkan deÂÂÂÂngan baik) milik BUMN harus diÂÂÂperÂÂbaiki. DeÂÂÂngan adanya BUMN properti, diharapkan pengeloÂÂÂlaan serta pemanfaatan aset BUMN bisa lebih baik dan optiÂÂmal,†ujarÂÂÂÂnya keÂpada Rakyat Merdeka, kemarin.
Dia menyarankan, agar sebaÂÂÂgian aset idle itu bisa diÂÂÂÂmanÂÂÂÂÂfaÂatkan masyarakat goloÂÂÂÂngan baÂÂwah. “Misalnya, sebaÂÂÂgian aset terÂÂsebut bisa dilimÂÂÂpahÂÂÂkan ke KeÂÂmenÂÂpera (KementeÂÂÂÂrian PerumaÂhan Rakyat) supaya bisa dimanÂÂfaatkan untuk peruÂÂÂmahan rakyat yang terjangkau,†jelasnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Dahlan Iskan berniat memÂÂÂÂbenÂÂÂÂtuk BUMN properti guna memÂÂÂfungÂÂÂsiÂkan aset idle lebih optimal. BUMN properti itu, menurutÂÂÂnya, nantinya akan menangani aset-aset perusahaan milik neÂÂÂÂgara yang tidak produktif dengan perÂÂÂÂkiraan aset sekitar Rp 500 triliun.
“Saat ini, banyak aset BUMN yang masuk kategori idle, seÂÂÂhingga jika disatukan akan dapat memberikan nilai tambah yang cukup besar,†ungkapnya.
Menurut bekas Dirut PLN itu, pola pengelolaan aset BUMN itu antara lain dapat dijual, keÂÂÂmuÂÂÂÂÂÂÂÂdian hasilnya digunakan untuk penceÂÂÂtakan sawah-sawah baru. Dia juga menambahkan, aset seÂÂÂbaÂÂgian besar BUMN saat ini banyak yang tidak produktif atau bahkan membebani peruÂÂÂÂsahaan.
“Bayangkan, ada BUMN yang setiap tahun harus membayar puÂÂluhan miliar rupiah hanya untuk pajak bumi dan bangunan. PadaÂÂhal, aset berupa tanah itu tidak menghasilkan apa-apa. Itu yang nantinya akan dikelola dengan baik,†sesal Dahlan.
Namun, Dahlan tidak merinci BUMN apa saja yang memiliki aset berupa tanah maupun geÂÂÂdung yang tidak produktif itu.
Dia hanya menyebutkan aset berupa tanah cukup besar jumÂlahnya, termasuk komplek-komÂplek peÂÂrumahan BUMN, maupun rumah mewah yang ada di kaÂwasan elite seperti di Menteng, maupun KeÂÂbayoran Baru.
“Sebagian akan diÂÂÂÂkelola BUMN properti. Sebagian lagi diserahkan kepada PPA (PT PeÂÂÂrusahaan Pengelola Aset ),†tuÂÂtur Dahlan.
Aset properti tersebut, meÂÂÂÂnuÂÂÂÂrut Dahlan, nantinya bisa dijual. SeÂÂÂdangkan PPA sesuai kapaÂÂÂsiÂÂÂÂtasÂnya akan fokus pada resÂÂÂÂtrukÂÂÂtuÂrisasi BUMN yang besar saja.
Dia optiÂÂÂÂmistis, kinerja usaha BUMN proÂÂÂperti itu akan eksis seÂÂjalan dengan terus meÂÂningkatnya bisnis proÂÂperti di Tanah Air.
“Di seluruh duÂÂÂnia, setidaknya 10 perusahaan beÂsar di setiap neÂgara pasti terdapat perusahaan yang bergerak di sektor proÂperti,†tandasnya. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
UPDATE
Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13
Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55
Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44
Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32
Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31
Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26
Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21
Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13
Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04
Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54