Berita

ilustrasi, tawuran

Nusantara

Gawat, Tawuran Bisa Meluas jadi Kerusuhan

Bila Tak Segera Diatasi
SELASA, 13 DESEMBER 2011 | 08:24 WIB

RMOL.Tawuran antar warga atau antar pelajar hingga kini masih saja terjadi. Bila tak segera diatasi, berpotensi memicu meletusnya kerusuhan yang lebih luas.   

Di tengah menjamurnya berba­gai lembaga keagamaan di ibu­kota, ter­nyata belum mampu meng­hilangkan tawuran antar warga. Seharusnya agama bisa menjadi alat pemersatu, pem­bim­bing mo­ral serta tata cara hidup manusia.

Hal ini dinyatakan anggota Ko­misi A DPRD DKI Jakarta Lucky P Sastrawiria. Me­nurut­nya, pem­bangunan berbasis aga­ma yang terpadu dengan pem­bangunan bidang-bidang lain, diha­rapkan dapat mendukung terwujudnya masyarakat sadar hukum dan ling­kungan, me­ngua­sai ilmu dan teknologi, ber­etos kerja tinggi serta berdisiplin.

“Konflik yang terjadi akhir-ak­hir ini jangan sampai jadi alat mem­percepat meletusnya kon­flik lebih luas,” katanya, saat Pe­nyam­paian Informasi Mengenai Kiprah dan Kinerja Dewan de­ngan tema Kerukunan Beragama dalam Ke­hidupan Bermasyara­kat di Aula Gedung KONI DKI Ja­karta, ke­marin.

Sosiolog Univer­si­tas Indonesia (UI) Paulus Wiru­tomo menjelas­kan, timbulnya kon­flik sangat kompleks. Saking kompleksnya, dari beberapa orang yang ter­libat konflik atau ta­wuran, tidak tahu apa yang mem­buat mereka ikut-ikutan tawuran.

Paulus menjelaskan, tawuran yang terjadi di sejumlah wila­yah di Jakarta seperti halnya di Johar Baru, Jakarta Pusat, lebih meru­pakan penyakit sosial ke­timbang kri­minalitas.  Penye­bab­nya, bisa ka­rena ba­nyak hal.

Salah satunya, ka­rena kurang tersedianya fa­silitas sosial atau umum. Padahal, fasilitas umum ini sangat penting sebagai sara­na penyaluran ke­giatan warga yang kebanyakan berusia remaja.

Sosiolog UI lainnya Imam B Prasodjo meng­ingatkan penting­nya melibatkan masyarakat da­lam proses pe­nyelesaian tawuran warga. “Tempat ko­ordinasi se­cara informal yang berfungsi se­bagai pusat-pusat aktivitas ke­giatan komunitas yang berkonflik ha­rus diperba­nyak,” saran Imam.

Imam menyatakan, memben­tuk jejaring pada masing-masing wilayah dan antarwilayah untuk penanganan dan mediasi konflik juga sangat penting. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya