ilustrasi/ist
ilustrasi/ist
RMOL.Pertamina meminta pemeÂrintah untuk melakukan reneÂgoÂsiasi kontrak Liquified Natural Gas (LNG) atau gas alam cair dengan harga yang lebih murah.
Vice President Coorporate CoÂmÂmunication Pertamina MochaÂmmad Harun mengatakan, saat ini harga LNG mencapai 18 dolar AS per MMBTU (Milion Metric British Thermal Unit).
Sementara perkembangan paÂsar LNG pada saat ini berada di kisaran 15 persen hingga 20 perÂsen dari harga Japan Cocktail Crude (JCC) atau sekitar 16,5-22 dolar AS per MMBTU pada harga JCC saat ini sebesar 110 dolar AS per barel.
Karena itu, PerÂtamina mendoÂrong pemeÂrinÂtah agar meÂmanÂfaatkan opsi keÂwajiban DoÂmestic Market ObliÂgation (DMO) yang belum dipeÂnuhi oleh para produÂsen gas KonÂtraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk meÂmenuhi keÂbutuhan dalam negeri.
Apalagi, sejalan dengan kebiÂjakan pengurangan subsidi energi di dalam negeri, Indonesia juga meÂmerlukan LNG 10 juta metric ton per tahun (MTA) mulai 2013.
“Indonesia sebagai proÂdusen LNG sudah seharusnya meÂmanÂfaatkan konsisi pasar saat ini untuk melakukan renegosiasi kontrak LNG yang harganya masih sangat murah,†lanjutnya.
Ia mengatakan, Pertamina meÂrupakan satu-satunya perusaÂhaan energi yang memenuhi komitÂmen DMO. Dia merinci, pasokan gas Pertamina untuk konsumen terÂdiri dari 34 persen untuk PeruÂsahaan Gas Negara (PGN), 20 persen untuk industri, 18 perÂsen untuk industri pupuk, 25 perÂsen untuk pembangkit listrik. Sisanya untuk kilang Pertamina.
Menanggapi permintaan PertaÂmina, Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (BP Migas) mengaÂtakan, pengalihan penjualan LNG ke dalam negeri bisa dilakukan. Asalkan, ada kesepakatan deÂngan pembeli untuk mengubah kontrak yang sudah berjalan.
Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas BP Migas Gde Pradnyana mengatakan, kalau meÂmang alokasi LNG ke dalam negeri itu dibutuhkan, tentunya dengan melakukan renegosiasi.
“Tapi, saat ini LNG yang akan dipasok di dalam negeri itu mau dibawa kemana? Kan belum ada receiving terminal-nya?†tanyanya.
Namun, kata Gde, untuk kebuÂtuhan LNG domestik dalam renÂtang 3-4 taÂhun mendatang, bisa dipenuhi dari proyek-proyek LNG seperti MaÂsela dan Kilang Tangguh train 3, Papua.
Ditanya realisasi penÂjualan LNG hingga saat ini, kata Gde, pihaknya belum mendapatkan laporan dari PertÂamina sebagai penjual. Dirjen Migas KemenÂterian ESDM Evita H. Legowo mengÂakui, harga LNG meÂmang terus mengalami kenaikan. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05
Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27
Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15
Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02
Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28
Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17
Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05
Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22
Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19
Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03