RMOL. Berbagai elemen masyarakat di Indonesia memperingati Hari Anti-Korupsi se-Dunia yang jatuh pada hari ini (Jumat, 9/12). Kegiatan ini menemukan momentumnya karena sampai saat ini korupsi di Indonesia belum juga berhasil diberantas.
Dalam mengekspresikan perang terhadap koruptor, masyarakat tidak hanya menggelar unjuk rasa, tapi juga ada yang menggelar diskusi. Lembaga Insight Institute memilih bentuk kegiatan yang kedua.
Hari ini, Insight Institute menggelar mengadakan dialog memperingati Hari Anti Korupsi se-Dunia di gedung PP Muhamadiyah, Jalan Menteng Raya 62 Jakarta Pusat. Direktur Insight Institute, Abrar Azis, kepada wartawan menjelaskan, dialog ini diadakan untuk memperkuat gerakan anti korupsi di tengah masyarakat.
"Memang lebih banyak LSM dan elemen masyarakat lain melakukan aksi jalanan. Tapi kami memilih mendiskusikan bersama
stakeholders anti korupsi lainnya seperti legislator Senayan, aktivis, jurnalis dan KPK," jelasnya.
Turut hadir dalam dialog itu calon gubernur Jakarta dari jalur independen Faisal Basri, penasehat KPK Said Zainal Abidin, ekonomi Dahnil Anzar Simanjuntak, Ketua DPP PDI Perjuangan Maruarar Sirait, Wakil Ketua DPD Laode Ida dan pengamat politik dari PARRA Indonesia Rusli Halim Fadhli.
Dalam sambutannya, Faisal Basri mengungkapkan korupsi sampai saat ini tidak bisa diberantas karena aspek penegakan hukum yang diterapkan tidak memiliki efek jera bagi koruptor. Apalagi korupsi sudah membudaya di kalangan politisi.
"Masalah korupsi biasanya tidak dilakukan sendiri-sendiri. Karena kalau sendiri-sendiri bakalan ketahuan dan ribut. Biasanya dilakukan secara bersama dan dimulai dari budaya partai politik," jelasnya.
Semua narasumber bersepakat bahwa korupsi merupakan kejahatan luar biasa. Karena itu ke depan, korupsi harus diberantas bersama-sama oleh semua anak bangsa.
[zul]