Berita

ilustrasi

AKSI BAKAR DIRI

Menjaga SBY Kayak Mengawal Dubes

Menutupi Identitas dan Motif, Kejahatan Kemanusiaan
JUMAT, 09 DESEMBER 2011 | 11:35 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Polisi terlihat sungkan atau tidak serius mengungkap informasi identitas pelaku bakar diri di seberang Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Rabu petang lalu. Dari sudut pandang kemanusiaan, tindakan itu salah besar.

Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin, menduga ada fakta yang disembunyikan dari aksi bakar diri pria misterius itu.

"Jadi pertanyaan besar, kok bakar dirinya di depan Istana. Itu pertanyaan besar," ujarnya kepada Rakyat Merdeka Online, Jumat petang (9/12).


Terlepas dari apapun motifnya, lanjutnya, kalau ada seseorang tanpa identitas mengalami sekarat, secara kemanusiaan kepolisian wajib berupaya keras mencari siapa sesungguhnya orang tersebut dan mengumumkannya ke publik, tak terkecuali kalau orang itu adalah penjahat.

Dalam kacamata politik, kata politisi PDI Perjuangan ini, pelaku bakar diri biasanya tidak sendirian atau terhubung dengan jaringan tertentu. Pesan politik juga biasa mendahului atau menyusul aksi tersebut baik berbentuk surat atau pamflet dan sebagainya. Sementara, hampir dua hari sudah polisi tak menunjukkan upaya sungguh-sungguh agar masyarakat tahu siapa sebenarnya pelaku bakar diri.  

"Polisi tak terbuka karena sungkan, ini menyangkut Istana," katanya.

Mengenai pengamanan ring satu (Istana Presiden) yang kebobolan aksi bakar diri, mantan Sekretaris Militer ini tak heran. Menurutnya, pengamanan Istana Negara sekarang tak beda jauh dari pengamanan Kedutaan Besar. Namun dia sekali lagi dia yakin, polisi sudah mengetahui identitas maupun menangkap motif pelaku bakar diri.

"Istana sekarang lebih banyak dipasang barikade kawat berduri, sampai tutup jalan segala. Zaman Pak Harto saja, jalan lintas Merdeka Utara itu dibuka. Tapi lima tahun terakhir ini saja terus dipasang kawat berduri dan penjagaan di kawasan itu minimal 1 kompi Brimob. Semua itu memiliki celah kelalaian," ungkapnya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya