Berita

jimly/ist

Patrialis: Jangan Samakan Busyro dengan Jimly yang Mundur Setelah Dikalahkan Mahfud

SENIN, 05 DESEMBER 2011 | 07:43 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

RMOL. Ketua Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK Patrialis Akbar tidak mempermasalahkan Komisi III DPR yang memilih Abraham Samad sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, bukan Busyro Muqoddas ketua lembaga anti korupsi selama setahun ini.

"Tentu DPR punya pilihan sendiri," kata Patrialis kepada Rakyat Merdeka Online kemarin.

Tapi yang jelas, sambung mantan Menteri Hukum dan HAM ini kehadiran Busyro di pimpinan KPK untuk masa mendatang ini secara formal karena dipertahankan oleh pemerintah. Sehingga Busyro tidak lagi diajukan pemerintah ke DPR sebagai calon baru untuk dipilih.


"Tapi ditetapkan oleh Presiden untuk melanjutkan tugas-tugasnya sampai sesuai dengan keputusan Mahkamah Konstitusi. Busyro itu sudah diselamatkan oleh pemerintah agar tetap jadi pimpinan KPK," jelas politikus PAN ini.

Karena itulah, Patrialis tidak mempermasalahkan bila pemerintah harus membentuk Pansel Capim KPK lagi pada tahun 2013 untuk mencari pengganti Busyo. Busyro lebih cepat setahun habis masa jabatannya dibanding Abraham Samad Cs karena memang menjabat di KPK juga lebih dahulu setahun.

"Tidak apa-apa (dibentuk Pansel). Pokoknya dia menjabat empat tahun," imbuh Patrialis.

Karena itulah, Patrialis tidak sepakat dengan saran sebagian kalangan agar Busyru Muqoddas sebaiknya mundur dari pimpinan KPK setelah tidak lagi menjadi ketua karena Komisi III DPR lebih memilih Abraham Samad daripada dirinya.

"Kehadiran Pak Busyro sah secara hukum. Jadi tidak ada alasan hukum untuk meminta mundur. Jadi saya sepakat Pak Busyro dipertahankan," tegas Patrialis.

Karena Busyro tidak bisa disamakan dengan Jimly Asshiddiqie yang mundur dari hakim konstitusi setelah dikalahkan Mahfud MD dalam pemilihan Ketua Mahkamah Konstitusi. Jimly sebelumnya adalah Ketua MK. "Lain dong. Agak sulit kita membandingkannya," demikian Patrialis.[zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya