Berita

Tiru Jimly, Busyro Disarankan Hengkang dari KPK

MINGGU, 04 DESEMBER 2011 | 07:57 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

RMOL. Keputusan Komisi III DPR memilih Abraham Samad sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi diyakini akan membawa dampak psikologis terhadap Busyro Muqoddas. Karena dengan keputusan itu, Busyro terpaksa turun pangkat dari jabatan ketua, yang selama setahun ini dia pegang, menjadi Wakil Ketua KPK

"Dampak psikologis ini jika berkembang dan berlarut-larut tentu akan mengganggu kinerja lembaga antikorupsi itu untuk periode 2011-2015," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S. Pane dalam siaran pers pagi ini (Minggu, 4/12).

Karena itulah, Neta yang juga salah seorang Deklarator Komite Pengawas KPK ini mengimbau Busyro berjiwa besar untuk segera mundur dari KPK, terutama jika Abraham Samad mulai bekerja. Sikap berjiwa besar juga pernah ditunjukkan Jimly Assiddiqie. Saat Mahfud MD terpilih sbg Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly langsung menyatakan mundur.


"Sebab Jimly sepertinya menyadari bahwa dampak psikologis akibat 'kekalahannya' dalam pemilihan Ketua MK bisa mengganggu kinerja lembaga tersebur sehingga ia memilih mundur," jelas Neta.

Bagi IPW, Busyro sepatutnya juga melakukan apa yang pernah dilakukan Jimly di MK. Tujuannya agar Abraham dan pimpinan KPK yang baru terpilih bisa lebih lincah dan bergerak cepat dalam menangani kasus-kasus besar yang menjadi tunggakan KPK, seperti kasus bailout Bank Century, kasus cek pelawat pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia yang melibatkan Nunun Nurbaite, kasus suap proyek pembangunan Wisma Atlet yang melibatkan sejumlah pejabat, kasus di suap Kemenakertrans, dan kasus-kasus lain.

"IPW berharap, dalam 100 hari kepemimpinannya Abraham sudah menunjukkan indikasi bahwa kasus-kasus tersebut akan diusut tuntas. Jika sudah setahun kepemimpinannya, kasus-kasus tersebut tak kunjung tuntas, sebaiknya Abraham mundur dari KPK. Ini sesuai janjinya saat uji kepatutan di Komisi III DPR," demikian Neta.  [zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya