Berita

ilustrasi/ist

On The Spot

Jembatan Kukar Difoto-foto Warga Sebelum Dihancurkan

Kantor Bupati Jadi Tempat Parkir Motor
KAMIS, 01 DESEMBER 2011 | 08:42 WIB

RMOL.Farida (34) memarkir sepeda motornya di kompleks perkantoran Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. Ia membawa sebuah kamera digital. Anaknya yang masih balita digendong. Sedangkan yang lebih besar dituntun.

Farida bergegas menuju lokasi runtuhnya jembatan Mahakam II yang hanya berjarak 10 meter dari tempat parkir motornya.

Jembatan yang kerap disebut “Golden Gate”-nya Ka­li­mantan itu roboh Sabtu lalu (26/11). Se­jak itu warga datang ber­duyun-duyun untuk melihat re­run­tu­hannya maupun me­nyak­si­kan eva­kuasi ter­hadap korban.

Mereka bukan hanya datang dari sekitar Tenggarong. Tapi juga dari daerah yang jauh. Farida misalnya. Ia tinggal di Desa Loa Hulu. Jaraknya 15 kilometer dari lokasi kejadian.

“Saya penasaran setelah de­ngar jembatan roboh. Makanya saya ingin ke sini. Saya cuma ingin melihat dari dekat saja sisa bangunan dari jembatan se­ka­ligus menyaksikan evakuasi kor­ban,” tutur Farida.

Ia sengaja membawa kamera digital untuk memotret sisa-sisa reruntuhan. “Sebelum dihan­cur­kan saya ingin foto dulu. Terus te­rang kami sedih, jembatan kebanggaan kami telah rubuh,” kata Farida.

Sayangnya, Farida bersama warga lainnya, tidak bisa melihat terlalu dekat ke lokasi kejadian. Garis polisi (police line) dipa­sang­kan di tepi Sungai Mahakam. Hanya petugas kepolisian dan tim Badan SAR Nasional saja yang boleh melintasi garis itu.

Warga yang ingin melihat re­runtuhan jembatan Mahakam II memilih memarkir kendaraan di kompleks Pemkab Kutai Karta­negara. Jumlah motor yang parkir di sini mencapai puluhan.

Perkantoran pemerintah ini berada persis di sebelah kanan jem­batan. Lokasinya beberapa meter dari tepi sungai.  

Warga yang datang biasanya berkumpul di dua posko. Posko ini sengaja dibangun pemerintah setempat sebagai pusat informasi, kesehatan dan konsumsi bagi tim SAR. Sebuah tenda hijau besar lengkap dengan kursi besi me­lengkapi posko ini.

Selain dari situ, banyak warga yang menyaksikan puing jem­ba­tan dari tepi Sungai Mahakam yang berbatasan antara Jalan Raya Loa Janan dan Kutai Kar­tanegara. Dari kejauhan, warga terlihat berderet mengisi setiap sisi tepi sungai.

Bagi sejumlah pedagang, ke­ru­munan orang ini merupakan pe­luang untuk meraup keuntungan. Para pedagang menjajakan mi­numan dan makanan ringan se­perti bakso dan siomay kepada ke­rumunan orang ini.

Sama seperti warga, para pe­da­gang dilarang melintasi garis po­lisi. Mereka memarkir gero­bak­nya di tempat yang dianggap stra­tegis.

“Kalau dibandingkan de­ngan hari biasa, dagang di sini me­mang lumayan. Daga­ngan saya selalu habis sebelum ma­lam,” kata Yan­to, pedagang siomay.

Nasib beruntung juga meng­ham­piri Ibu Suciwati yang men­jual aneka minuman botol. Pe­rempuan berusia 45 tahun yang se­hari-hari hanya berdagang di de­pan rumah ini, mengaku lebih senang berjualan di sini.

“Apalagi kalau sore, warga yang datang baik sendiri atau pun dengan keluarga sangat banyak. Kalau sudah begitu, tentunya pe­dagang di sini termasuk saya yang akan kebagian rezeki,” je­lasnya sambil tertawa.

Kendati mendapatkan untung, Suci justru mengaku sedih de­ngan musibah ini. Pasalnya, ke­ramaian ini tak akan berlangsung lama. Setelah evakuasi korban se­lesai dan puing-puing jem­batan dibersihkan daerah ini kembali sepi.

Bupati Kutai Kartanagara Rita Widyasari yang ditemui Rakyat Merdeka di lokasi kejadian, me­nyampaikan kesedihannya atas rubuhnya jembatan ini. Bahkan, me­nurut Rita, runtuhnya jem­batan menjadi duka bagi warga Kutai Kartanagara.

“Kami berduka dengan mu­si­bah ini. Jembatan ini adalah ke­banggan kami, alat transportasi yang menghubungkan beberapa wilayah,” jelasnya.

Apalagi, sambung Rita, run­tuhnya jembatan juga memakan korban jiwa tak sedikit. Tentunya, bu­kan hanya pihak Pemda, semua pi­hak juga menyesalkan atas pe­ristiwa yang terjadi, kata dia.

Kapan Jembatan Baru Dibangun?

Tiga puluh orang anggota tim SAR berbaris rapi. Mereka men­dengarkan instruksi dari koman­dan secara seksama. Tak sampai lima belas menit, apel bubar.

Para anggota tim mulai men­jalankan tugasnya masing-ma­sing. Beberapa di antaranya ke­mudian mengambil perlengkapan menyelam.

Perahu karet yang berisi pe­lampung dan sejumlah per­leng­kapan disiagakan di sisi Sungai Mahakam. Tak lama, tim pun ber­angkat dengan perahu itu.

Mere­ka hendak  melanjutkan pen­ca­rian korban yang masih berada di bawah air sungai berwarna keruh itu.

Sampai Selasa sore (29/11), tim yang dikomandoi Kepala Ba­sarnas Marsekal Madya Dar­yat­mo berhasil menemukan 18 jena­zah korban runtuhnya Jembatan Mahakam II.

Tim ini masih terus bekerja. Sebab ada beberapa warga yang me­laporkan kehilangan sanak keluarganya. Diduga, mereka turut menjadi korban dalam insiden ini.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Kalimantan Timur, Bambang Susilo menilai, penanganan peristiwa jangan hanya sebatas pencarian korban dan investigasi penyebab runtuh­nya jembatan.

“Tapi pemerintah harus berani memberi jaminan untuk mem­ba­ngun kembali jembatan yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Itu yang sebenarnya ditunggu oleh masyarakat Kukar,” ujar kepada Rakyat Merdeka saat meninjau lokasi.

Menurut Bambang, ini tang­gung jawab pemerintah pusat ka­rena setiap tahun penerimaan yang diperoleh dari Kalimantan Timur mencapai Rp 350 triliun.

“Tapi yang dikirim kembali ke pemerintah daerah, hanya tujuh persen atau sekitar Rp 30 triliun saja. Kalau sekarang kami me­min­ta anggaran sekitar 1 triliun, harusnya pusat memberikan,” ujarnya.

Pembangunan jembatan baru, kata Bambang, bisa mem­per­ce­pat roda perekonomian wilayah ini. Me­nurut dia, penempatan kapal ferry bantuan Kementerian Per­hu­bungan sifatnya hanya sementara.

“Harus diakui karena adanya jembatan perekonomian di Kutai Kartanagara ini mengalami ke­majuan. Kalau jembatan rubuh dan tidak segera dibangun, eko­no­mi terganggu,” tegasnya.

Kini, Jalan Sempit itu Jadi Jalur Utama

Sejak jembatan Mahakam II runtuh, arus lalu lintas dialihkan melalui Jalan Loa Janan-Teng­garong. Jalannya sempit. Ba­nyak lubang. Kemacetan di ja­lan ini pun tak terhindari.

Puluhan mobil dan truk dari arah Samarinda maupun Balik­papan terlihat melintasi jalan. Kemacetan sudah bermula ketika hendak menuju jalan alternatif. Mereka antre untuk mem­be­lokkan kendaraan ke arah Loa Janan-Tenggarong.

Hujan yang mengguyur mem­­perparah kemacetan di situ. Se­bab, pengemudi me­mi­lih me­lam­batkan kendaraannya agar terjadi ke­celakaan. Waktu yang di­bu­tuh­kan untuk me­lintasi belokan ini bisa sampai 30 menit.

Saat ini, sepanjang jalan Loa Ja­nan merupakan jalur utama bagi pengendara yang ingin me­nuju Tenggarong maupun terus ke Tenggarong Selatan setelah jembatan Mahakam II ambruk.

Sebelum jembatan terdapat per­tigaan. Kendaraan yang ingin melalui jembatan me­ngam­bil arah kanan. Perjalanan ke Teng­garong hanya memakan waktu paling lama 30 menit bila lewat jembatan.

Setelah jembatan tak bisa di­la­lui, semua semua kendaraan me­ngambil arah kiri. Rakyat Mer­deka kemarin melintasi ja­lan ini. Lebarnya 4-5 meter. Ja­lan ini di­pakai dua arah tanpa ada marka pembatas di tengah jalan.

Sepanjang perjalanan yang menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam ini, sangat minim rambu lalu lintas yang ditemui. Padahal, kon­disi jalan ini cukup terjal. Ba­nyak tanjakan dan turunan serta tikungan patah.

Pantauan Rakyat Merdeka, kon­­disi jalan yang banyak lu­bang cukup membahayakan pe­ngen­da­ra yang melintas. Belum dita­m­bah puing-puing tanah yang berasal dari truk-truk yang lewat. Jalan menjadi becek dan licin ketika diguyur hujan.

Informasi yang diterima Rak­yat Merdeka, jalan ini meru­pakan jalur lama untuk menuju Teng­ga­rong. Sejak Jembatan Mahakam II dibuka pada 2002, orang jarang melalui jalan ini. Sebab, waktu yang harus di­tempuh untuk bisa sampai ke daerah tujuan menjadi lebih lama bila lewat jalan ini.

Kini jalan ini menjadi urat nadi arus transportasi ke luar maupun ma­suk ke Tenggarong.  Sepan­jang jalan menuju Teng­ga­rong, ba­nyak terdapat tempat penam­pu­ngan batu bara. De­ngan conve­yor, batu bara disa­lur­kan ke kapal tongkang di Sungai Mahakam.

“Inilah keanehan. Sepanjang jalan ini banyak perusahaan batu bara dan perusahaan kayu. Tapi jalan rayanya penuh lobang dan sangat kecil untuk dipakai dengan dua jalur,” ujar Budi Susilo, ang­gota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Kaltim yang melintasi bersama Rakyat Merdeka.

Sementara untuk memper­sing­kat perjalanan dari Sama­rin­da menuju Tenggarong mau­pun se­baliknya, Pemkab Kutai Kar­ta­na­gara akan mem­per­siap­kan be­be­rapa kapal ferry. Sebab bila me­lalui jalur alternatif, waktu per­ja­lanan menjadi lebih lama.

“Kami belum menemukan lo­kasi yang tepat untuk me­nyandarkan beberapa kapal ferry yang kami dapatkan dari Ke­menterian Perhubungan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini, sudah ditemukan lo­kasinya se­hingga bisa dibangun dermaga se­mentara,” kata Bu­pati Kutai Kar­tanagara, Rita Widyasari. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

UPDATE

Penyelundupan BBL Senilai Rp13,2 Miliar Berhasil Digagalkan di Batam

Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:39

Perkuat Konektivitas, Telkom Luncurkan Layanan WMS x IoT

Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:13

Pesan SBY ke Bekas Pembantunya: Letakkan Negara di Atas Partai

Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:49

Wasit Ahmed Al Kaf Langsung Jadi Bulan-bulanan Netizen Indonesia

Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:21

Fraksi PKS Desak Pemerintah Berantas Pembeking dan Jaringan Judol

Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:00

Jenderal Maruli Jamin Pelantikan Prabowo-Gibran Tak Ada Gangguan

Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:47

Telkom Kembali Masuk Forbes World’s Best Employers

Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:30

Indonesia Vs Bahrain Imbang 2-2, Kepemimpinan Wasit Menuai Kontroversi

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:59

AHY Punya Kedisiplinan di Tengah Kuliah dan Aktivitas Menteri

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:38

Mantan Panglima Nyagub, TNI AD Tegaskan Tetap Netral di Pilkada 2024

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:17

Selengkapnya