Berita

Hati-hati, Negara Besar Melihat ASEAN dari Sangat Dekat

RABU, 16 NOVEMBER 2011 | 14:59 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Para pemimpin 10 negara ASEAN sudah mulai berdatangan di Pulau Bali untuk mengikuti KTT ASEAN ke-19, ASEAN Plus Tiga, dan KTT Asia Timur,  yang digelar mulai besok.

Selain para pemimpin ASEAN, beberapa kepala pemerintahan negara mitra juga akan hadir, seperti China, Korsel, dan Jepang. Dan pada rangkaian KTT Asia Timur, pemimpin Rusia, Amerika Serikat, Rusia, Australia, Selandia Baru, dan India akan hadir.

Mitra dialog ASEAN semakin banyak. Itulah yang membuat ASEAN semakin ditantang menentukan sendiri seberapa besar pengaruh ASEAN di dunia. Negara-negara maju terutama Amerika Serikat dan China, dipastikan punya kepentingan nasional masing-masing yang besar di ASEAN. Oleh karena itu, ASEAN diharapkan tidak terpeleset ke dalam pertarungan di luar kawasannya.


"Saya kira semua negara itu berkepentingan agar ASEAN adalah wilayah damai, pasar untuk ekonomi mereka. Tentu secara geopolitik, Indonesia masih dalam pengaruh Amerika Serikat," kata pengamat politik internasional Muhammad AS Hikam kepada Rakyat Merdeka Online, Rabu (16/11).

Dua negara, Amerika Serikat dan Republik Tiongkok, menurut Hikam, sangat menginginkan stabilitas Asia Pasifik. Begitu juga Rusia. Negara-negara pro-AS seperti Singapura, Indonesia, Filipina. Vietnam kini juga tak terlalu berkomplot dengan Tiongkok. Dalam perang kepentingannya dengan China, AS akan mendapat bantuan Jepang dan Korea Selatan di Asia Pasifik.

"Negara besar akan ikuti apa yang terjadi di ASEAN. Mereka akan melihat dari sangat dekat. Tapi jangan sampai kawasan jadi tempat lokasi konflik negara adikuasa China dan AS," jelasnya.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya