Berita

PB PMII: Harus Ada Perubahan Sebelum 2014

RABU, 16 NOVEMBER 2011 | 12:17 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Polarisasi tajam di gerakan mahasiswa harus ditaklukkan dengan konsolidasi potensial yang cepat. Dengan demikian pergerakan mahasiswa mendapat hasil nyata berupa perubahan sebelum berlangsungnya agenda elit politik di Pemilu 2014.

Demikian dikatakan Wakil Sekjen Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), Bimbi Tuankotta, saat berbincang dengan Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Rabu, 16/11). Satu hal yang tak bisa diubah bahwa gerakan oposisi pemerintah harus kembali dikendalikan kelompok kampus.

"Sudah benar kalau teman-teman lakukan konsolidasi di kampus dan lakukan protes kritik pada pemerintahan saat ini. Kalau nyatanya terjadi penyurutan, artinya hari ini yang pertama harus dilakukan adalah mengembalikan kepercayaan publik pada gerakan itu sendiri," ujar Bimbi.


Menurutnya, mahasiswa seluruh Indonesia sudah satu suara bahwa semua persoalan bangsa saat ini terjadi karena sifat rezim yang berkuasa. Namun di sisi lain, konsolidasi di pergerakan kampus masih terasa parsial.

"Maka hari ini saya menyerukan kepada seluruh mahasiswa Indonesia lakukan konsolidasi potensial. Apa yang harus kita lakukan adalah untuk ambil alih gerakan dari gerakan orang tua yang sudah gagal dan cenderung pada deal politik," katanya.

Dia masih optimis bahwa perubahan radikal akan mengalami percepatan berdasarkan pada kondisi obyektif bangsa yang sudah carut marut dan kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada kepentingan rakyat banyak..

"Sebelum 2014 harus lakukan perubahan. Perubahan itu tidak bisa kita kasih gratis pada elit politik lewat Pemilu, karena demokrasi prosedural itu sudah terbukti gagal membawa kesejahteraan," tegasnya.  

Dia mengingatkan lagi bahwa sejarah dunia membuktikan mahasiswa Indonesia dan mahasiswa di seluruh dunia pada akhirnya jadi motor perubahan. Dan di Indonesia, kecenderungan rezim untuk melakukan aksi represif menahan arus perubahan sudah menjadi kenyataan.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya