Berita

ilustrasi

Cukup Sudah Kehilangan Timor Timur

KAMIS, 10 NOVEMBER 2011 | 13:00 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dan sebagai pemegang amanat yang diberikan rakyat seharusnya bisa bertindak tegas untuk kesejahteraan rakyat papua pada umumnya dan pekerja Freeport pada khususnya.

Menurut Sekjen Lingkar Studi Mahasiswa (Lisuma) Indonesia Dhika Yudistira, faktor utama yang mempengaruhi kondisi rakyat Papua adalah kesenjangan sosial mencolok antara pusat dan daerah, dilihat dari aspek insfratruktur, pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan. Dalam kontrak dengan Freeport, Indonesia hanya kebagian untung sebesar 1 persen dari laba korporasi. Padahal sesuai dengan Peraturan Pemerintah 13/2000, royalti emas harusnya sebesar 3,75 persen.

"Jika kita mendapat hak yang layak dan sepantasnya mungkin tidak ada kesenjangan lagi di Papua bahkan Indonesia. Pemerintah harus segera melakukan langkah-langkah strategis jika kita tidak mau dikangkangi," kata Dhika kepada wartawan, Kamis (10/11).


Ketegasan pemerintah sangat dibutuhkan dalam renegosiasi ulang kontak karya PT Freeport, dan pemerintah harus memiliki posisi tawar yang tinggi. Seharusnya pemerintah juga menggunakan pendekatan UUD pasal 33 dan sila ke-5. Presiden SBY harus turun langsung menyelesaikan permasalahan ini, karena taruhannya adalah kepemimpinan nasional atau akan tercipta konflik domestik yang sangat besar dan itu salah satu tanda kegagalan pemimpin nasional.

Permasalahan kedua yang terjadi di tanah Papua adalah mengenai Dana Otonomi Khusus yang sejak 2001 hingga tahun 2010 sebesar 28 triliun. Namun data BPK terakhir menemukan indikasi dana Otsus dikemplang. Harus ada audit dana Otsus agar pemerintah daerah juga bertanggungjawab.

"Di hari pahlawan ini jangan sampai mereka (rakyat Papua) masih mengalami penjajahan di negara merdeka seperti ini. Cukup Indonesia kehilangan tanah Timor Leste,"  tegasnya.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya