Berita

ilustrasi

Sudah Dipotong Upah, TKI di Taiwan Harus Bersedia Makan Babi

SENIN, 07 NOVEMBER 2011 | 13:35 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Meski sering disebut sebagai salah satu tempat terbaik bagi tenaga kerja Indonesia (TKI), ternyata Taiwan juga menyimpan banyak kisah suram bagi pahlawan devisa.

Menurut anggota Komisi IX DPR Ledia Hanifa Amaliah, kesuraman itu banyak disebabkan buruknya perekrutan di Tanah Air. Hal itu baru diketahuinya setelah berdialog dengan sekitar 100 orang TKI dan mahasiswa di Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, dan saat melakukan kunjungan ke shelter TKI di Taoyuan, Taiwan, hari Minggu pekan lalu.

Pada kunjungan itu dia temukan kasus para calon TKI yang disuguhi berkas-berkas yang harus ditandatangani segera tanpa diberi kesempatan untuk memahami isinya.


"Belakangan mereka baru tahu kalau berkas yang dibuat dalam bahasa Mandarin dan Indonesia itu berisi hal-hal yang merugikan mereka," ungkap Ledia dalam keterangan tertulis yang diterima Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Senin, 7/11).

Isi berkas itu, antara lain, menyatakan kalau calon TKI bersedia tidak mengambil libur, bersedia menerima upah yang nilainya di bawah ketentuan upah minimum, bersedia dipotong uang makan senilai 2500 NT$ (setara Rp 750 ribu) per bulan bagi pekerja pabrik dan anak buah kapal (ABK) meskipun sesungguhnya makan dan tempat tinggal ditanggung pemberi kerja. Bahkan juga ada pernyataan bersedia untuk mengkonsumsi daging babi meskipun mereka Muslim.

"Ketiadaan standar kontrak kerja yang ditetapkan pemerintah Indonesia menyebabkan Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) dan Agen Tenaga Kerja mengatur semau mereka perjanjian kerja untuk calon TKI (CTKI)," kata anggota fraksi PKS itu.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya