RMOL.Di tengah gencarnya kampanye mendukung komodo masuk menjadi tujuh keajaiban alam baru di dunia, muncul kabar mengagetkan dari Kedutaan Besar RI di Bern, Swiss.
Perwakilan RI di sana meÂragukan kredibilitas Yayasan New7 Wonders (N7W) sebagai penyeÂlengÂgara kontes, setelah melaÂkuÂkan penyelidikan. YayaÂsan ini tak jelas alamatnya.
Duta Besar Indonesia untuk Swiss Djoko Susilo meÂngeluarÂkan imbauan agar berhati-hati terhadap penyelenggara. Apalagi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif --dulu KeÂbudayaan dan Pariwisata-- perÂnah diminta membayar licence fee 10 juta dolar AS.
Lantaran permintaan ditolak, N7W melarang Kementerian PaÂriwisata menjadi Official SupÂporÂting Committee (OSC). PeÂmeÂrinÂtah Indonesia lewat Kementerian Pariwisata pun menggugat N7W karena tidak boleh ikut memÂproÂmoÂsikan Komodo.
Polemik mengenai kredibilitas N7W tak membuat kampanye vote komodo di Tanah Air terÂhenti. Seperti terlihat di Wisma NTT di Jalan Tebet Dalam Raya Nomor 42, Jakarta Selatan.
Sebuah spanduk berwarna meÂrah dengan lebar tiga meter diÂpaÂsang di Kantor Penghubung PeÂmerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini. Tulisannya menarik perhatian orang yang melintas di jalan itu.
“Jangan biarkan Komodo (INA) kalah dari kadal air rakÂsasa (MLY). Mari dukung InÂdoÂnesiaâ€. Begitulah isi pesan yang ditulis di spanduk. Tak lupa diÂseÂlipkan imbauan melakukan vote melalui pesan singkat (SMS). “Ketika Komodo kirim 9818 hanya Rp 1/SMSâ€.
Adalah Forum NTT Bersatu yang memasang spanduk itu. KoÂmodo adalah hewan asli InÂdoÂnesia. Reptil peninggalan purÂbaÂkala ini hanya bisa ditemui di TaÂman NaÂsional Pulau Komodo di NTT.
Memasuki lobi kantor ini, beÂberapa foto dan poster komodo dipajang di dinding. Saat Rakyat Merdeka berkunjung, suasana di sini tak ramai. Tampak beberapa orang mondar-mandir.
Robby Uly, staf kantor yang juga anggota Forum mengatakan, masyarakat NTT yang tinggal di Jakarta menjadikan kantor ini sebagai tempat penggalangan dukungan bagi Pulau Komodo.
“Forum NTT Bersatu melaÂkuÂkan kegiatan dengan membagi-bagikan selebaran di jalanan. MiÂsalnya, kita mengimbau warga ibukota yang melintasi Jalan Thamrin untuk mengirim SMS dukung Komodo,†ujarnya.
Masyarakat NTT, kata dia, seÂjak lama menginginkan Komodo masuk sebagai tujuh keajaiban dunia baru. “Untuk mewujudkan hal itu kami tidak akan pernah letih melakukan aksi untuk meÂngajak dan mengimbau maÂsyaÂrakat untuk melakukan vote melalui SMS,†ajak Robby.
Ricardo Amakellen, PeÂnangÂgung Jawab Vote Komodo, meÂngÂaÂtakan, pihaknya terus berÂkamÂpanye di jalan-jalan protokol untuk mengajak masyarakat memberikan dukungan terhadap komodo.
“Kami menggelar kampanye ini untuk vote komodo. Pak Jusuf Kalla sudah membuat gebrakan untuk NTT. Masak kita yang anak asli NTT hanya menonton? KaÂrena itulah kita menggelar acara ini untuk mendukung kampanye vote komodo tersebut,†kata dia.
Ricardo tak ambil pusing deÂngan munculnya keraguan meÂngenai kredibilitas N7W. MenuÂrut dia, komodo adalah hewan langÂka yang layak dianggap seÂbagai keajaiban alam.
Begitu pula dengan Emmy Hafild, ketua gerakan penduÂkung peÂmenangan komodo (P2ÂKoÂmoÂdo). Ia mempersilakan pihak-piÂhak yang ragu untuk meÂngunÂjungi situs wwwÂ.ÂnewÂ7ÂwondersÂ.Âcom.
Emmy memaparkan yayasan ini sukses membuat kontes 7 keÂajaiban dunia buatan manusia pada 2007. Pada 2000 silam, organisasi ini membuat orang Indonesia kebakaran jenggot kaÂrena Candi Borobudur terdepak dari tujuh keajaiban dunia. “Dia (New 7 Wonders) sukses memÂbuat acara-acara seperti ini,†kata dia.
Bagaimana deÂngan hasil peÂnyeÂlidikan KBRI Swiss tentang sejumlah keÂjanggalan N7W? “Argumentasinya nggak baru. New7 Wonders itu organisasi moÂdern. Mereka kerja lewat cyÂber. Kantornya di mana-mana, seÂperti London, Zurich, dan KaÂnada,†jelas Emmy.
Ia mengakui yayasan N7W berkantor di museum. “MuÂseum itu dulu rumah milik orangÂtua BerÂnard Weber. MuÂseum berisi seÂgala sesuatu soal New7 WonÂders.â€
Emmy juga menampik anggaÂpan adanya komersialisasi vote komodo dengan cara mengirim pesan ke nomor 9818. “Dari mana untung besar? Secara ekonomis kami harus mensubsidi konsumen. Kita butuh jutaan vote seharinya.
Saat Pak JK bergabung SepÂtemÂber lalu ada kenaikan luar biaÂsa,†terangnya. Awalnya SMS duÂkungan itu dikenai tarif Rp 1.000. Kemudian diturunkan jadi Rp 1.
JK: Semangat Rakyat jangan Dipadamkan
Jusuf Kalla akhirnya angkat bicara menyusul kontroversi meÂngenai New 7 Wonders NaÂtuÂre. Menurut dia, ada peÂmaÂhaman yang tidak pas mengenai kompetisi.
Bekas wakil presiden itu meÂngatakan, ada perbedaan antara peserta dengan host (tuan ruÂmah-red). Kata dia, InÂdonesia tak pernah mundur dari kontes ini.
“Sebagaimana halnya OlimÂpiade, itu kan ada semacam tuan rumah dan sebagainya. Nah waktu itu Yayasan New 7 Wonders menawarkan kepada negara yang ingin jadi tuan ruÂmah dengan license fee sebesar 7 juta dolar. Indonesia malah berani tawar sampai 10 juta doÂlar. Maka otomatis Indonesia dapat,†terang JK yang didaulat menjadi Duta Komodo ini.
Belakangan Indonesia munÂdur. Pengunduran ini meÂnyuÂlitÂkan dan mengacaukan perenÂcaÂnaan panitia. Padahal mengenai fee sebagai host ini sudah diÂsampaikan 6 bulan sebelumnya.
“Jadi sebenarnya kalau YaÂyasan 7wonders mau tuntut Kemenbudpar, bisa saja. KaÂrena dia meÂmang salah,†tegas JK.
JK mengutarakan, NTT wilaÂyah kering dan tidak ada tamÂbang. Namun, punya kelebihan karena alamnya baÂgus. Dengan masuknya KomoÂdo menjadi New 7 Wonders akan meÂningÂkatkan jumlah turis yang berÂkunÂjung ke NTT.
Karena itu, JK meminta seÂmua kalangan bijak menyikapi kampanye Komodo ini. Jika ada yang meragukan penyeÂlengÂgaÂranya, kata JK, silakan memÂbuka website New7Âwonders.
Dia menuturkan, begitu baÂnyak negara, presiden, tokoh neÂgara, dan artis berkampanye soal aset negara masing-masing di ajang ajang ini. Bahkan, foto-foto mereka dipajang di website.
“Jangan melupakan kemamÂpuan mereka menggerakkan semua negara itu, hanya karena kita tidak ketemu kantornya,†ujarnya.
JK mengimbau keraguan terhadap penyelenggara jangan menyusutkan semangat rakyat Indonesia untuk vote dan berÂkampanye memenangkan KoÂmodo. “Semangat rakyat InÂdonesia sedang tinggi-tingginya memÂpromosikan aset bangsa sendiri, jangan dipadamkan,†kata JK. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Senin, 30 September 2024 | 05:26
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35
UPDATE
Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:39
Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:13
Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:49
Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:21
Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:00
Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:47
Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:30
Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:59
Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:38
Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:17