Berita

ilustrasi, vote komodo

On The Spot

New 7 Wonders Diragukan Vote Komodo Jalan Terus

Kantor Pemprov NTT Tempat Galang Dukungan
JUMAT, 04 NOVEMBER 2011 | 08:56 WIB

RMOL.Di tengah gencarnya kampanye mendukung komodo masuk menjadi tujuh keajaiban alam baru di dunia, muncul kabar mengagetkan dari Kedutaan Besar RI di Bern, Swiss.

Perwakilan RI di sana me­ragukan kredibilitas Yayasan New7 Wonders (N7W) sebagai penye­leng­gara  kontes, setelah mela­ku­kan penyelidikan. Yaya­san ini tak jelas alamatnya.

Duta Besar Indonesia untuk Swiss Djoko Susilo me­ngeluar­kan imbauan agar berhati-hati terhadap penyelenggara. Apalagi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif --dulu Ke­budayaan dan Pariwisata-- per­nah diminta membayar licence fee 10 juta dolar AS.

Lantaran permintaan ditolak, N7W melarang Kementerian Pa­riwisata menjadi Official Sup­por­ting Committee (OSC). Pe­me­rin­tah Indonesia lewat Kementerian Pariwisata pun menggugat N7W karena tidak boleh ikut mem­pro­mo­sikan Komodo.

Polemik mengenai kredibilitas N7W tak membuat kampanye vote komodo di Tanah Air ter­henti. Seperti terlihat di Wisma NTT di Jalan Tebet Dalam Raya Nomor 42, Jakarta Selatan.

Sebuah spanduk berwarna me­rah dengan lebar tiga meter di­pa­sang di Kantor Penghubung Pe­merintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini. Tulisannya menarik perhatian orang yang melintas di jalan itu.

“Jangan biarkan Komodo (INA) kalah dari kadal air rak­sasa (MLY). Mari dukung In­do­nesia”. Begitulah isi pesan yang ditulis di  spanduk. Tak lupa di­se­lipkan imbauan melakukan vote melalui pesan singkat (SMS). “Ketika Komodo kirim 9818 hanya Rp 1/SMS”.

Adalah Forum NTT Bersatu yang memasang spanduk itu. Ko­modo adalah hewan asli In­do­nesia. Reptil peninggalan pur­ba­kala ini hanya bisa ditemui di Ta­man Na­sional Pulau Komodo di NTT.

Memasuki lobi kantor ini, be­berapa foto dan poster komodo dipajang di dinding. Saat Rakyat Merdeka berkunjung, suasana di sini tak ramai. Tampak beberapa orang mondar-mandir.

Robby Uly, staf kantor yang juga anggota Forum mengatakan, masyarakat NTT yang tinggal di Jakarta menjadikan kantor ini sebagai tempat penggalangan dukungan bagi Pulau Komodo.

“Forum NTT Bersatu mela­ku­kan kegiatan dengan membagi-bagikan selebaran di jalanan. Mi­salnya, kita mengimbau warga ibukota yang melintasi Jalan Thamrin untuk mengirim SMS dukung Komodo,” ujarnya.

Masyarakat NTT, kata dia, se­jak lama menginginkan Komodo masuk sebagai tujuh keajaiban dunia baru. “Untuk mewujudkan hal itu kami tidak akan pernah letih melakukan aksi untuk me­ngajak dan mengimbau ma­sya­rakat untuk melakukan vote melalui SMS,” ajak Robby.

Ricardo Amakellen, Pe­nang­gung Jawab Vote Komodo, me­ng­a­takan, pihaknya terus ber­kam­panye di jalan-jalan protokol untuk mengajak masyarakat memberikan dukungan terhadap komodo.

“Kami menggelar kampanye ini untuk vote komodo. Pak Jusuf Kalla sudah membuat gebrakan untuk NTT. Masak kita yang anak asli NTT hanya menonton? Ka­rena itulah kita menggelar acara ini untuk mendukung kampanye vote komodo tersebut,” kata dia.

Ricardo tak ambil pusing de­ngan munculnya keraguan me­ngenai kredibilitas N7W. Menu­rut dia, komodo adalah hewan lang­ka yang layak dianggap se­bagai keajaiban alam.

Begitu pula dengan Emmy Hafild, ketua gerakan pendu­kung pe­menangan komodo (P2­Ko­mo­do). Ia mempersilakan pihak-pi­hak yang ragu untuk me­ngun­jungi situs www­.­new­7­wonders­.­com.

Emmy memaparkan yayasan ini sukses membuat kontes 7 ke­ajaiban dunia buatan manusia pada 2007. Pada 2000 silam, organisasi ini membuat orang Indonesia kebakaran jenggot ka­rena Candi Borobudur terdepak dari tujuh keajaiban dunia. “Dia (New 7 Wonders) sukses mem­buat acara-acara seperti ini,” kata dia.

Bagaimana de­ngan hasil pe­nye­lidikan KBRI Swiss tentang sejumlah ke­janggalan N7W? “Argumentasinya nggak baru. New7 Wonders itu organisasi mo­dern. Mereka kerja lewat cy­ber. Kantornya di mana-mana, se­perti London, Zurich, dan Ka­nada,” jelas Emmy.

Ia mengakui yayasan N7W berkantor di museum. “Mu­seum itu dulu rumah milik orang­tua Ber­nard Weber. Mu­seum berisi se­gala sesuatu soal New7 Won­ders.”

Emmy juga menampik angga­pan adanya komersialisasi vote komodo dengan cara mengirim pesan ke nomor 9818. “Dari mana untung besar? Secara ekonomis kami harus mensubsidi konsumen. Kita butuh jutaan vote seharinya.

Saat Pak JK bergabung Sep­tem­ber lalu ada kenaikan luar bia­sa,” terangnya. Awalnya SMS du­kungan itu dikenai tarif Rp 1.000. Kemudian diturunkan jadi Rp 1.

JK: Semangat Rakyat jangan Dipadamkan

Jusuf Kalla akhirnya angkat bicara menyusul kontroversi me­ngenai New 7 Wonders Na­tu­re. Menurut dia, ada pe­ma­haman yang tidak pas mengenai kompetisi.

Bekas wakil presiden itu me­ngatakan, ada perbedaan antara peserta dengan host (tuan ru­mah-red). Kata dia, In­donesia tak pernah mundur dari kontes ini.

“Sebagaimana halnya Olim­piade, itu kan ada semacam tuan rumah dan sebagainya. Nah waktu itu Yayasan New 7 Wonders menawarkan kepada negara yang ingin jadi tuan ru­mah dengan license fee sebesar 7 juta dolar. Indonesia malah berani tawar sampai 10 juta do­lar. Maka otomatis Indonesia dapat,” terang JK yang didaulat menjadi Duta Komodo ini.

Belakangan Indonesia mun­dur. Pengunduran ini me­nyu­lit­kan dan mengacaukan peren­ca­naan panitia. Padahal mengenai fee sebagai host ini sudah di­sampaikan 6 bulan sebelumnya.

“Jadi sebenarnya kalau Ya­yasan 7wonders mau tuntut Kemenbudpar, bisa saja. Ka­rena dia me­mang salah,” tegas JK.

JK mengutarakan, NTT wila­yah kering dan tidak ada tam­bang. Namun, punya kelebihan karena alamnya ba­gus. Dengan masuknya Komo­do menjadi New 7 Wonders akan me­ning­katkan jumlah turis yang ber­kun­jung ke NTT.

Karena itu, JK meminta se­mua kalangan bijak menyikapi kampanye Komodo ini. Jika ada yang meragukan penye­leng­ga­ranya, kata JK, silakan mem­buka website New7­wonders.

Dia menuturkan, begitu ba­nyak negara, presiden, tokoh ne­gara, dan artis berkampanye soal aset negara masing-masing di ajang ajang ini. Bahkan, foto-foto mereka dipajang di website.

“Jangan melupakan kemam­puan mereka menggerakkan semua negara itu, hanya karena kita tidak ketemu kantornya,” ujarnya.

JK mengimbau keraguan terhadap penyelenggara jangan menyusutkan semangat rakyat Indonesia untuk vote dan ber­kampanye memenangkan Ko­modo. “Semangat rakyat In­donesia sedang tinggi-tingginya mem­promosikan aset bangsa sendiri, jangan dipadamkan,” kata JK. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

UPDATE

Penyelundupan BBL Senilai Rp13,2 Miliar Berhasil Digagalkan di Batam

Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:39

Perkuat Konektivitas, Telkom Luncurkan Layanan WMS x IoT

Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:13

Pesan SBY ke Bekas Pembantunya: Letakkan Negara di Atas Partai

Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:49

Wasit Ahmed Al Kaf Langsung Jadi Bulan-bulanan Netizen Indonesia

Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:21

Fraksi PKS Desak Pemerintah Berantas Pembeking dan Jaringan Judol

Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:00

Jenderal Maruli Jamin Pelantikan Prabowo-Gibran Tak Ada Gangguan

Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:47

Telkom Kembali Masuk Forbes World’s Best Employers

Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:30

Indonesia Vs Bahrain Imbang 2-2, Kepemimpinan Wasit Menuai Kontroversi

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:59

AHY Punya Kedisiplinan di Tengah Kuliah dan Aktivitas Menteri

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:38

Mantan Panglima Nyagub, TNI AD Tegaskan Tetap Netral di Pilkada 2024

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:17

Selengkapnya