Berita

Adhie Massardi: Memakzulkan SBY-Boediono Tidak Pakai Rumus Kimia

KAMIS, 27 OKTOBER 2011 | 17:40 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Pengamat politik Sukardi Rinakit tidak sepenuhnya salah soal tiga hal yang membuat gerakan anti-pemerintah tidak akan berhasil memakzulkan SBY-Boediono.

"Tidak sepenuhnya salah, karena semua itu berawal dari ilusi. Orang berilusi mau daratkan kaki di bulan, Soekarno dan Hatta bermimpi Indonesia merdeka, dan cita-cita bapak bangsa untuk membangun bangsa itu awalnya hanya ada di angan-angan," kata tokoh oposisi Adhie Massardi kepada Rakyat Merdeka Online, Kamis (27/10).

Kemarin, Sukardi Rinakit mengatakan, tiga hal sesuai dengan konteks saat ini dan membuat gerakan pro-perubahan tidak akan mampu menjatuhkan pemerintah. Dimulai dari tidak adanya sokongan militer, lalu koalisi pemerintah di parlemen yang masih solid dan tidak ada dukungan logistik yang cukup untuk melakukan aksi jalanan setidaknya satu bulan penuh.


Soal itu, Adhie Massardi melanjutkan, "Untuk perubahan tidak harus pakai rumusan semacam rumus kimia yang pasti-pasti. Rumusan sosial ini sangat dinamis."

"Seperti di Tunisia, siapa kira satu orang bakar diri jadi ilusi menumbangkan penguasa? Realitas sosial politik itu sangat dinamis. Di Tunisia tidak ada dipakai satupun rumusan Sukardi, tapi kejadian," urai eks jurubicara presiden ini.

Penyair "Negeri Para Bedebah" ini menegaskan bahwa saat ini tekad organisasi mahasiswa dan aktivis sudah sangat kuat untuk menumbangkan pemerintah karena praktik korupsi yang sudah demikian "menjijikkan".

"Pergi saja ke jalanan, orang-orang sudah nyatakan muak dengan rezim pembohong. Dan untuk tumbangkan rezim korup jauh lebih mudah dari menumbangkan rezim seperti di Libya atau rezim Soeharto, sebab rezim korup pasti keropos karena dibangun dengan uang yang tidak akan ada gunanya ketika berhadapan dengan rakyat," lanjutnya.

Dia menjamin bahwa rangkaian gerakan ekstra-parlemen yang bercita-cita menjatuhkan pemerintah mengadopsi konsep perubahan damai. Bahkan, untuk rangkaian aksi yang dimulai esok, para aktivis sudah mengantisipasi agenda penyusupan oleh provokator.

"Konsep perubahan dengan damai dan pasti akan dapat dukungan masyarakat luas. Oleh sebab itu pasti akan disusupi aksi anarkis. Sudah dilakukan antisipasi. Rakyat sudah susah, mereka butuh solusi bukan kekerasan," katanya.

"Saya ingatkan polisi dan tentara bahwa tugas mereka menjaga keselamatan presiden dan keluarga, bukan melindungi kelangsungan pemerintahan yang korup," tandasnya.[ald] 

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya