RMOL. Pengamat politik Sukardi Rinakit tidak sepenuhnya salah soal tiga hal yang membuat gerakan anti-pemerintah tidak akan berhasil memakzulkan SBY-Boediono.
"Tidak sepenuhnya salah, karena semua itu berawal dari ilusi. Orang berilusi mau daratkan kaki di bulan, Soekarno dan Hatta bermimpi Indonesia merdeka, dan cita-cita bapak bangsa untuk membangun bangsa itu awalnya hanya ada di angan-angan," kata tokoh oposisi Adhie Massardi kepada Rakyat Merdeka Online, Kamis (27/10).
Kemarin, Sukardi Rinakit mengatakan, tiga hal sesuai dengan konteks saat ini dan membuat gerakan pro-perubahan tidak akan mampu menjatuhkan pemerintah. Dimulai dari tidak adanya sokongan militer, lalu koalisi pemerintah di parlemen yang masih solid dan tidak ada dukungan logistik yang cukup untuk melakukan aksi jalanan setidaknya satu bulan penuh.
Soal itu, Adhie Massardi melanjutkan, "Untuk perubahan tidak harus pakai rumusan semacam rumus kimia yang pasti-pasti. Rumusan sosial ini sangat dinamis."
"Seperti di Tunisia, siapa kira satu orang bakar diri jadi ilusi menumbangkan penguasa? Realitas sosial politik itu sangat dinamis. Di Tunisia tidak ada dipakai satupun rumusan Sukardi, tapi kejadian," urai eks jurubicara presiden ini.
Penyair "Negeri Para Bedebah" ini menegaskan bahwa saat ini tekad organisasi mahasiswa dan aktivis sudah sangat kuat untuk menumbangkan pemerintah karena praktik korupsi yang sudah demikian "menjijikkan".
"Pergi saja ke jalanan, orang-orang sudah nyatakan muak dengan rezim pembohong. Dan untuk tumbangkan rezim korup jauh lebih mudah dari menumbangkan rezim seperti di Libya atau rezim Soeharto, sebab rezim korup pasti keropos karena dibangun dengan uang yang tidak akan ada gunanya ketika berhadapan dengan rakyat," lanjutnya.
Dia menjamin bahwa rangkaian gerakan ekstra-parlemen yang bercita-cita menjatuhkan pemerintah mengadopsi konsep perubahan damai. Bahkan, untuk rangkaian aksi yang dimulai esok, para aktivis sudah mengantisipasi agenda penyusupan oleh provokator.
"Konsep perubahan dengan damai dan pasti akan dapat dukungan masyarakat luas. Oleh sebab itu pasti akan disusupi aksi anarkis. Sudah dilakukan antisipasi. Rakyat sudah susah, mereka butuh solusi bukan kekerasan," katanya.
"Saya ingatkan polisi dan tentara bahwa tugas mereka menjaga keselamatan presiden dan keluarga, bukan melindungi kelangsungan pemerintahan yang korup," tandasnya.
[ald]