RMOL. KBRI Kuala Lumpur tidak mengijinkan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Malaysia menyelenggarakan peringatan Sumpah Pemuda di Aula Hasanudin KBRI pada tanggal 26 Oktober 2011 dengan alasan tidak dapat diterima.
Ketua Umum PPIM, Zulham Effendi, menyatakan seminar dengan thema “Ijinkan, Yang Muda Berbicara†yang direncanakan pada tanggal 26 Oktober 2011 terpaksa dibatalkan karena panitia tidak memungkinkan lagi mendapat tempat lain untuk penyelenggaraan peringatan sumpah pemuda.
“Alasan pertama yang diajukan kepada kami adalah soal pembicara. Kemudian KBRI menyatakan bahwa waktunya terlampau mepet untuk persiapan serta KBRI tidak dapat menyiapakan konsumsi untuk para peserta yang berjumlah sekitar 200 orang yang berasal dari PPI Cabang Se-Malaysia, Paguyuban Pelajar Kedaerahan dan PPI ASEAN. Padahal pembicara adalah dari kalangan pers," kata Zulham dalam rilis yang diterima redaksi bebarapa saat lalu (Rabu, 26/10).
"Penjelasan Aula Hasanudin, Gedung KBRI tidak diijinkan sebagai tempat penyelenggaraan seminar sumpah pemuda itu baru diketahui kemarin sore," tambah Zulham.
Para pembicara yang dimaksud adalah Rosmary Christina Sihombing (Askadiv Pemberitaan Media Indonesia), Ulin Ni’am Yusron (Redpel Beritasatu.com), Kusworo (Kepala Jurnas.Com), Algooth Putranto (Redaktur Bisnis Indonesia) dan Putut Prabantoro, Ketua Gerakan Ekayastra Unmada–Semangat Satu Bangsa.
Zulham menjelaskan lebih lanjut, oleh karena itu Panitia Perayaan Sumpah Pemuda dari PPIM mengirim surat yang ditandatangani dirinya sebagai Ketua Umum secara resmi kepada KBRI. Secara resmi pula diberitahukan kepada dari 200 peserta seminar tentang pembatalan ini.
“Seminar ini juga akan dihadiri oleh para utusan PPI dari Thailand, Filipina dan Singapura. Yang menjadi konsern kami, rekan-rekan PPI dari Filipina harus menanggung kerugian dengan pembatalan ini karena tiket perjalanan Manila–Kuala Lumpur sudah dibeli,†ujar Ketua PPIM itu.
[dem]