RMOL.Sikap Partai Demokrat yang membalas kritik moral para tokoh lintas agama dengan cercaan dinilai mewakili watak penguasa yang tidak memiliki etika dan moral.
Koordinator Gerakan Indonesia Bersih, Adhie Massardi, mengatakan, bantahan-bantahan petinggi partai SBY itu selalu menggambarkan sifat penguasa yang tidak memiliki etika dan moralitas.
"Mereka selalu sepelekan suara rakyat dan umat beragama, tak miliki etika dan moralitas. Apabila kekecewaan rakyat betul-betul meluap, apa yang terjadi di Irak pada Saddam Husein, dan di Libya pada Khadafi, tak mustahil terjadi di sini," kata mantan Jubir era Gus Dur ini kepada Rakyat Merdeka Online, Senin siang (24/10).
Sikap yang terlalu meremehkan suara oposisi termasuk kritik moral rohaniawan itulah, menurut Adhie, yang semakin memperuncing konflik vertikal antara masyarakat dengan penguasa.
"Tidak akan ada konflik horizontal seperti Mei 98, tapi konflik ini vertikal. Di kalangan pergerakan sendiri bukan cuma diisi lintas agama tapi juga lintas etnis. Kita semua sama-sama membenci korupsi sebagai musuh bersama," urainya.
Penyair "Negeri Para Bedebah" ini mengaku bahwa selama ini ada upaya-upaya dari Presiden Yudhoyono untuk mengundang kelompok rohaniawan berdialog. Ajakan itu pun sempat mendapatkan sambutan. Tapi, mereka kecewa karena agenda pertemuan itu tak menghasilkan perubahan apapun selain pencitraan buat pemerintah.
"Sekarang kami percaya bahwa dialog dengan mereka itu sia-sia. Pemerintahan yang berjalan tujuh tahun tidak melakukan apa-apa pasti tidak bisa diajak dialog. Lalu pernyataan moral tokoh agama dituduh saja asal ngomong. Dengan sikap begitu bagaimana mau diacak bicara ," tutur Adhie.
Dan semua klaim data penurunan jumlah kemiskinan serta meningkatnya kesejahteraan rakyat oleh pemerintah, imbuh Adhie, sama sekali tidak sesuai dengan apa yang dirasakan rakyat.
"Rakyat bicara apa yang rakyat rasakan, sedangkan pemerintah bicara cuma berbekal data. Datanya kesejahteraan meningkat, tapi bukan itu yang kita rasakan," tegasnya.
Dalam sehari (Sabtu, 22/10) dua petinggi Demokrat membuat pernyataan di media massa yang meremehkan teguran para tokoh lintas agama. Dalam sebuah kesempatan diskusi, Ketua DPP Partai Demokrat, Ikhsan Modjo, menyebut para tokoh lintas agama itu sering asal bunyi.
Sementara anggota Dewan Pembina Demokrat Ahmad Mubarok, di kesempatan berbeda menyatakan pada wartawan bahwa barisan sesepuh rohaniawan yang kritis pada SBY cuma barisan tokoh yang sesekali terlintas.
Menanggapi hal itu, salah seorang dari tokoh lintas agama, KH Salahudin Wahid, tidak mau berlebihan. Menurutnya, sanggahan dari pendukung SBY harus disikapi dengan arif. Dia pun menegaskan lagi bahwa aspirasi para tokoh agama sama sekali tidak punya motif lain kecuali gerakan moral.
"Setiap orang berhak berpendapat, berhak mengkritik, tidak masalah," kata tokoh Nahdlatul Ulama bersapaan Gus Sholah itu, Sabtu siang (22/10).
[ald]