Berita

Penguasa yang Panik Meneror Minoritas

SENIN, 24 OKTOBER 2011 | 12:41 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Gerakan Indonesia Bersih mengecam pengedar berita palsu (hoax) yang meresahkan khususnya bagi kelompok minoritas seperti keturunan Tionghoa dan umat Kristiani.

Dalam hoax yang disebar melalui SMS dan berbagai bentuk pesan elektronik itu, seolah akan terjadi kerusuhan sebagai eskalasi gerakan mahasiswa dan kelompok-kelompok yang kritis terhadap pemerintah. Kerusuhan model Mei 1998 itu, menurut hoax, akan terjadi pada Minggu kemarin (23/10). Namanya juga hoax, pasti cuma omong kosong.
 
Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi kepada wartawan, siang ini (24/10) secara tegas menuding kelompok penguasa yang berada di belakang isu itu. Menurutnya, penguasa tengah panik karena perlawanan rakyat terhadap pemerintahan SBY-Boediono terus meningkat. Penyebabnya, pemerintah yang tidak mampu memberantas wabah korupsi di tubuhnya.
 

 
Tujuan penyebaran berita palsu itu, katanya, untuk menebar rasa takut di kalangan masyarakat. Dengan demikian "gerakan perubahan" yang kian meluas itu kurang mendapat simpati publik.
 
"Tapi cara-cara kasar dengan menebar teror semacam ini tidak akan berhasil meredam gelombang perubahan yang diinginkan rakyat. Sebab semua orang tahu, hanya perjuangan dengan cara-cara damai yang bisa membawa manfaat bagi rakyat. Apalagi etnis Tionghoa dan kelompok minoritas lain turut serta dalam gerakan ini," ujar Adhie.
 
Jubir presiden era Gus Dur ini menjelaskan, langkah awal gerakan perubahan yang tergabung dalam Aliansi Rakyat untuk Perubahan justru dimulai oleh kalangan lintas etnis (termasuk Tionghoa) dan lintas agama (Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu), yang melakukan doa dan puasa bersama di depan Istana karena prihatin atas kemerosotan etika dan moralitas penguasa yang korup (14-16 September).
 
Benar, tuntutan Aliansi Rakyat untuk Perubahan, GIB serta kalangan mahasiswa di seantero negeri memang tegas, menuntut rezim Yudhoyono turun. Karena sudah tujuh tahun memerintah, Yudhoyono tidak membawa bangsa ini ke mana-mana. Di banyak sektor malah mengalami kemunduran. Biaya kebutuhan hidup semakin meningkat, sementara daya beli masyarakat kian terpuruk.
 
"Oleh sebab itu, reshuffle kabinet juga sia-sia. Mungkin hanya pengalihan isu belaka. Sebab menteri-menteri yang terindikasi korupsi seperti Andi Mallarangeng, Muhaimin Iskandar dan Hata Rajasa, justru dilindungi dan dipertahankan. Padahal korupsi yang makin menggila sekarang ini sudah menjadi musuh rakyat yang harus dibasmi," imbuh aktivis antikorupsi ini.
 
Adhie yakin, perlawanan rakyat terhadap rezim yang korup akan terus meningkat dan terjadi di seluruh Indonesia. Tapi dengan cara-cara damai dan dalam suasana pesta demokrasi.
 
"Makanya saya minta aparat keamanan (polisi) jangan melakukan provokasi dengan tindakan represif. Ingat, tugas aparat keamanan menurut UU adalah menjaga keselamatan presiden dan keluarganya. Bukan menyelamatkan kekuasaannya yang korup dan tidak pro-rakyat," tegas Adhie Massardi.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya