Berita

gus sholah/ist

Dituduh Asal Kritik, Gus Sholah Hargai Orang-orang SBY

SABTU, 22 OKTOBER 2011 | 12:28 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Tokoh agama yang kritis pada pemerintahan SBY-Boediono tidak berlebihan menanggapi setiap tuduhan yang dilemparkan kepada mereka. Mereka malah bersedia bertemu dengan pihak manapun demi capaian solusi atas situasi bangsa yang kian memprihatinkan belakangan ini.

Demikian tercermin kala KH Salahudin Wahid diminta tanggapannya atas pernyataan Ketua DPP Partai Demokrat, Ikhsan Modjo, yang menyebut para tokoh agama sering asal kritik. Menurut Salahudin Wahid, sanggahan dari pendukung SBY harus disikapi dengan arif.

"Setiap orang berhak berpendapat, berhak mengkritik, tidak masalah," kata tokoh Nahdlatul Ulama bersapaan Gus Sholah ini kepada Rakyat Merdeka Online, Sabtu siang (22/10).


Justru dia berpendapat, ajakan dari pihak manapun untuk bersama-sama membicarakan problem bangsa harus disambut dengan positif.

"Monggo saja bertemu siapapun itu, kalau untuk kebaikan kenapa tidak," ujarnya.

Gus Sholah menegaskan sekali lagi, aspirasi para tokoh agama sama sekali tidak punya motif lain kecuali gerakan moral.

"Ini betul-betul gerakan moral. Kami tidak punya kekuatan apa-apa, pasti moral," tandasnya.

Tadi pagi, dalam diskusi bertema "Setelah Menteri Berganti" di Cikini, Jakarta,  Ketua DPP Partai Demokrat, Ikhsan Modjo, sempat menyatakan bahwa landasan kritik tokoh lintas agama dan kelompok lain kepada pemerintah sering tidak tepat bahkan didasari data yang salah.

"Asal bunyi saja kritiknya, tidak ada solusi alternatif yang ditawarkan," tegas Ikhsan.

Teguran moral para tokoh lintas agama ke pemerintah terakhir kali diutarakan melalui surat terbuka pada rakyat yang dibacakan di Tugu Proklamasi, pada Selasa lalu (18/10). Dan Gus Sholah ada di antara mereka. Saat itu dia mengatakan bahwa seruan tersebut murni seruan moral yang mengajak rakyat untuk optimis pada masa depan.

Selain Gus Sholah, barisan tokoh agama yang berpartisipasi kala itu terdiri dari Ahmad Syafii Maarif, Mgr. Martinus D. Situmorang, Pdt. Andreas Yewangoe, Bikhu Sri Panyavaro Mahathera, Ida Pedande Sebali Tianyar Arimbawa, Haksu Thjie Tjai Ing Xueshi, Frans Magnis Suseno SJ, Djohan Effendi, Azyumardi Azra dan Abdul Mu'ti.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya