RMOL. Dua malam sebelum SBY mengumumkan reshuffle di Istana Negara, politisi senior Partai Golkar Zainal Bintang mencium bau tak sedap di seputar isu pencopotan menteri dari Partai Golkar.
Saat itu, dua nama masih kuat sebagai calon dipecat, yaitu Menko Kesra Agung Laksono dan Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad. Dia menduga ada upaya politik kotor di balik penggantian keduanya yang berkaitan dengan suhu politik di dalam tubuh Golkar.
Setelah SBY mengumumkan ujung dari reshuffle dan mencopot Fadel Muhammad, Bintang pun menggugat. Apalagi kalau dasar evaluasi Presiden SBY semata kinerja, seperti yang sering diklaim presiden. Ketidakjelasan itu memperkuat dugaan bahwa masih ada upaya Istana merusak soliditas beringin.
"Alasan kinerja itu jadi aneh jika dikaitkan dengan Fadel Muhammad karena ada menteri yang sangat buruk kinerjanya di mata masyarakat malah dirangkul SBY," kata mantan Ketua DPP Golkar itu kepada
Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Rabu, 19/10).
Sebagai kepala negara, lanjut Bintang, SBY seharusnya memberi contoh sifat ksatria. Dalam konteks pencopotan Fadel, sebaiknya SBY mengajak bicara Fadel dan menjelaskan ke masyarakat alasannya sebagai pertanggungjawaban moral.
Sebelumnya beredar kabar bahwa Fadel mengetahui perihal pencopotan dirinya beberapa menit sebelum pengumuman resmi SBY. Padahal beberapa jam sebelum pukul 20.00 WIB tadi malam, Fadel masih dijamin tetap duduk di kabinet.
"Cara-cara
fait accompli dan mirip-mirip diktator yang bertangan besi yang diperagakan SBY dalam mereshuffle KIB kurang elegan dan membuat dirinya bisa jadi musuh bersama," ujarnya.
Bintang menegaskan, apa yang menimpa Fadel Muhammad harus diwaspadai seluruh kader Golkar sebagai ancaman pada partai. Pertanyaannya, mengapa di dalam KIB II ini SBY membabat habis tokoh Golkar asal Kawasan Timur. Padahal, kantong suara Golkar ada di luar Jawa, khususnya Indonesia Timur.
"Saya banyak mendapat telepon dan SMS masyarakat Indonesia Timur dengan dimotori Golkar akan memprotes hal ini. Inilah awal langkah pengobok-obokan Golkar menuju 2014, yang harus dilawan oleh segenap kader Golkar dimanapun berada," katanya.
Tambahan lagi, saat ini tiga kader Golkar di kabinet, Agung Laksono, MS Hidayat dan Cicip Sutardjo, semua berasal dari Jawa. Penggembosan kantong suara di Timur terasa kental
Tadi malam, Fadel Muhammad mengaku telah didzalimi karena tergusur dari jajaran Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II. Ketua DPP Partai Golkar, Firman Subagyo langsung segera memastikan bila ucapan Fadel itu bukan ditujukan untuk internal Partai Beringin. Tidak ada tradisi dalam Partai Golkar untuk mendzalimi sesama kader partai.
Dia tegaskan, tidak ada upaya sistematis dari Partai Golkar untuk menggeser Fadel Muhammad dari kursi Menteri Kelautan dan Perikanan serta menggantinya dengan Sharif Cicip Sutardjo.
Tapi Zainal Bintang tetap bertanya-tanya. "Siapa yang kerjain Fadel Muhammad? Pertama, apakah SBY sendiri. Atau DPP Golkar dan ataukah SBY dan Ical yang bersama-sama kerjain Fadel. Ini menjadi tanya keluarga besar Golkar," imbuhnya.
Sementara Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar Akbar Tanjung mengaku tidak menduga sebelumnya Fadel Muhammad akan dicopot. Dia memandang, Fadel memiliki kinerja yang baik selama dua tahun di pemerintahan.
"Kita menilai selama ini dia bekerja sungguh-sungguh dan tekun. Hubungan komunikasi (Fadel) dengan Pak SBY juga baik. Keberpihakan dan dukungannya kepada petani garam yang saat ini menghadapi serbuan garam dari luar negeri nampak. Program-progam di bidang kelautan dan perikanan juga nampak," kata Akbar.
[ald]