Berita

presiden sby/ist

Terlalu Lama Dimainkan, Dramatisasi Reshuffle Kontraproduktif

KAMIS, 13 OKTOBER 2011 | 13:09 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Lagi-lagi pesimisme mendahului sebelum perombakan Kabinet Indonesia Bersatu Kedua terealisasi. Reshuffle tidak akan membawa dampak apapun kepada kesejahteraan rakyat. Dramatisasi terlalu lama malah membuat citra SBY-Boediono semakin buruk karena rakyat jenuh.

"Sebetulnya, kalau bicara dampak reshuffle saya rasa tidak begitu banyak. Paling-paling punya dampak pada harmoni partai-partai koalisi," jelas Direktur Strategi Pemenangan Lingkaran Survei Indonesia, Budi Prasetyohadi, kepada Rakyat Merdeka Online, Kamis (13/10).

Budi menyayangkan, SBY terlalu lama mengambil keputusan. Kalaupun benar niatnya betul-betul untuk kepentingan rakyat seharusnya SBY tegas, cepat dan tepat. Kini isu reshuffle terkesan cuma drama.


"Dimainkan sebulan lebih, jadi semua orang bicaranya reshuffle terus dan tidak kunjung datang dan dibuat serumit mungkin, semua diminta pendapat dan dipanggil dan tak mau diganggu orang. Orang di luar menjadi gaduh karena tidak ada kepastian di ruang kedap suara dan partai yang bersama penguasa jadi tidak nyaman juga," terang Budi.

Dia katakan, reshuffle jadi kontra-produktif terhadap perbaikan citra pemerintah. Menurutnya, masyarakat sekarang sudah tidak asing lagi dengan dramatisasi isu reshuffle. "Dramatisasi itu tidak kontekstual, kontraproduktif," sebutnya.

Budi sendiri yakin tidak akan ada perubahan mendasar pada susunan kabinet baru, dan menteri-menteri yang selama ini dicap rakyat bermasalah tetap bertahan di posisi sebelumnya, atau maksimal cuma digeser ke pos lain.

"Kalau prediksi saya, SBY agak ragu mau copot menteri bermasalah itu, paling digeser saja. Bukan karena hitungan politik SBY tapi karena sifat peragunya. Kalau pakai hitungan politik, semua yang terindikasi korupsi dan bermasalah kinerja pasti diganti. Tapi dia kan ragu-ragu," tandasnya.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya