ilustrasi, Kaum Miskin Kota
ilustrasi, Kaum Miskin Kota
RMOL. Kawasan kumuh dan miskin di Jakarta masih belum bisa ditangani degan baik oleh Pemprov DKI Jakarta. Tercatat ada 416 rukun warga (RW) kumuh di lima kotamadya dan kabupaten administratif DKI Jakarta. Data itu dirilis Badan PuÂsat Statistik (BPS) DKI Jakarta.
Menurut pengamat perkotaÂan dari Universitas Trisakti NirÂwoÂno Yoga, kawasan kumuh meÂrupakan kawasan dengan tingkat keÂpadatan populasi tinggi yang umumnya dihuni masyarakat misÂkin, dengan tingkat peÂngangÂguran tinggi.
Kawasan kumuh daÂpat pula menjadi sumber masalah sosial seperti kejahatan, obat-obatan terlarang dan minuman keras. Di berbagai negara miskin, kawasan kumuh juga menjadi pusat maÂsalah kesehatan kaÂrena konÂdisinya yang tidak higienis.
“Kawasan kumuh juga menjadi faktor tertinggi dalam terjadinya bencana, terutama kasus kebakaÂran. Pasalnya, penÂduduk yang tingÂgal di kawasan terÂsebut saÂngat berdekatan sehingga sangat sulit dilewati kendaraan seperti ambulans dan pemadam kebakaÂran,†ujar Yoga, kemarin.
Sayangnya, kata Nirwono, daÂlam penataan kawasan kumuh, tidak masuk dalam rencana tata ruang wilayah (RTRW) DKI 2011-2030. Akibatnya, penataan kawasan kumuh dan pembaÂnguÂnannya jadi tidak jelas.
“Penataan kawasan kumuh dikerjakan seÂpotong-sepotong. Seperti perÂbaikan saluran, jalan, terutama kaÂlau ada lomba AdiÂpura saja. Pasti deh mereka sibuk memÂbersihkan lingkungan, tapi tidak dilakukan secara menyeÂluruh,†katanya, kepada Rakyat Merdeka.
Selain itu, lanjut Nirwono, masih banyaknya kawasan kuÂmuh di Jakarta, juga diseÂbabÂkan baÂnyaknya tanah sengketa atau peÂmilikannya ganda. Karena itu meÂnurut Nirwono, harus diperÂjelas dulu kelegalan tanah atau kawasan yang dihuni menjadi pemuÂkiman kumuh tersebut.
Solusinya, masih menurut NirÂwono, harus ada upaya peÂminÂdahaan atau pengalihan peÂmukiman ke tempat yang lebih laÂyak. “Jika kawasan kumuh itu suÂdah jelas, baru dilakukan peÂremajaan kawasan,†jelasnya.
Pengamat tata kota Andrinof Chaniago berpendapat, ada perÂsoalan kebiasaan orang tinggal di perumahan horizontal. Bila peÂmerintah serius mengemÂbangÂkan permukiman vertikal, langkah ini bisa dimulai dengan mengubah keÂbiasaan. PerubaÂhan juga bisa diÂlakukan pada kompleks peruÂmahan milik pemerintah yang diÂhuni para pejabat pemeÂrintahan.
Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan Daerah DKI Jakarta, Agus Subardono meÂÂnyatakan, butuh tiga tahun unÂtuk menata wilayah kumuh ini. PeÂÂnataan dilakukan dengan program MoÂhamÂmad Husni Thamrin (MHT) Plus. Melalui penataan ini, 137 RW kumuh telah berubah menÂjadi kawasan sejahtera. Pada 2012, Pemprov akan menata sebanyak 279 RW kumuh.
Dari total jumlah RW kumuh, sebanyak 69 ada di Jakarta Pusat, 98 RW kumuh di Jakarta Utara, 95 RW kumuh di Jakarta Barat, 70 RW kumuh di Jakarta Selatan, 77 RW kumuh di Jakarta Timur, dan 7 RW kumuh di Kepulauan Seribu. [rm]
Populer
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35
UPDATE
Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32
Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12
Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58
Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39
Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14
Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52
Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30
Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14
Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55
Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30