Berita

pendukung timnas indonesia

On The Spot

Penjualan Tiket Sepi Peminat, Pendukung Mulai Kecewa

Indonesia Vs Qatar Digelar Malam Ini
SELASA, 11 OKTOBER 2011 | 07:49 WIB

RMOL. Pertandingan Pra-Kualifikasi Piala Dunia Indonesia melawan Qatar akan digelar malam ini sekitar pukul 7 malam di Gelora Bung Karno, Senayan. Dukungan suporter Timnas meredup, penjualan tiket pun sepi. Suporter Timnas kecewa karena Gonzales Cs tak pernah menang di pertandingan-pertandingan sebelumnya. Kalah 0-3 dari Iran dan kalah 0-2 dari Bahrain.

Fakta meredupnya dukungan Timnas terekam kemarin saat Rakyat Merdeka menyambangi penjualan tiket.

Seorang penjual tiket bernama Hendra, duduk-duduk santai di kursi penjualan tiket di pintu VIII Sektor 16 Gelora Bung Karno, karena tak ada pembeli. Dia mem­buka lembar demi lembar ku­pon yang masih menumpuk di meja.

“Lagi menghitung kupon sam­bil menunggu orang yang akan beli tiket,” kata pria berkaos putih ini.

Hendra menjual tiket untuk Kategori II atau berada di bela­kang gawang sebesar Rp 75.000. Panitia menyiapkan 15.800 lembar tiket untuk kategori ini. Yang belum terjual 3 ribu tiket.

Untuk pertandingan ini, panitia menyiapkan 65 ribu tiket dengan berbagai kategori. Tiket VVIP di­jual Rp 500.000 dan disiapkan sebanyak 400 lembar. Tiket VIP Barat Rp 250.000 disiapkan 400 lembar. VIP Timur seharga Rp 150.000 disiapkan 3.800 lembar. Kategori I seharga Rp 100.000 disiapkan 16.000 lembar. Kate­gori II atau dibelakang gawang seharga Rp 75.000 disiapkan 15.800 lembar. Dan Kategori III atau tribun atas seharga Rp 50.000 disiapkan 25.000 lembar.

Hendra mengaku, antusias masyarakat untuk membeli tiket pertadingan melawan Qatar sepi peminat dibanding pertandingan melawan Iran dan Bahrain. “Pada pertandingan sebelumnya, tiket sudah habis dipesan sebelum hari H,” katanya.

Sementara kemarin, tiket ma­sih banyak yang belum terjual. Se­hingga hari ini, kemugkinan tiket masih dijual. Padahal, penjualan tiket sudah dimulai sejak Minggu (9/10).

Untuk memudahkan penjualan tiket, panitia membuka 10 loket. Tiket VVIP dan VIP barat dijual di Pintu IV sektor 7, Tiket VIP Ti­mur dibuka di Pintu IV sektor 8. Tiket kategori 1 dijual di Pintu VII sektor 13 dan 14. Tiket ka­tegori 2 atau di belakang gawang dijual di Pintu VIII di sektor 15 dan 16. Tiket kategori 3 atau tribun atas dijual pintu III sektor 5 dan 6, kategori 3 juga dijual di  Pintu V sektor 9 dan 10.

Dua jam berada di loket pen­jualan tiket kategori II, tak ter­lihat ada kerumunan pembeli tiket. Seorang pembeli tiket bernama Hermanto mengakuinya rendah­nya dukungan ke Timnas.

Semangat pegawai pelabuhan di Tanjung Priok ini tak seheboh saat pertama kali Timnas mela­wan Iran dan Bahrain. “Sebetul­nya saya kecewa menonton Timnas, karena dalam pertan­dingan sebelumnya kalah terus, bahkan tidak pernah mencetak gol. Akan tetapi demi nasio­nalisme saya masih terus mem­beli tiket,” kata pria asal Makassar ini.

Hermanto membeli satu tiket kategori I. “Setiap kali timnas main saya selalu nonton tidak per­nah ketinggalan,” katanya.

Hermanto menjelaskan, mi­nim­nya penonton dalam per­tandingan Indonesia vs Qatar dikarenakan hasil sebelumnya yang mengecawakan. “Coba kalau sebelumnya Indonesia me­nang, pasti penontonnya mem­bludak terus,” katanya.

Dia berharap, kali ini Gonzales bisa menjebol gawang Qatar dan memenangkan pertandingan.

Membludak Atau Tidak, Itu Urusan Nomor Dua

Koordinator Panitia Pe­nye­lenggara Pertandingan In­do­nesia vs Qatar, Mursyit  me­nga­takan, penjualan tiket per­tan­dingan yang sudah dimulai sejak Minggu (9/10) kurang mendapat antusiasme dari masyarakat.

“Memang penjualan tiket ma­sih belum terlalu bagus, di hari pertama baru sekitar dua ribu tiket lebih yang terjual. Untuk ha­ri ini belum tahu berapa pen­jualan, mungkin nanti malam baru ada keterangan baru,” katanya.

Walaupun demikian, Mursyit mengaku tidak terlalu mengkha­watirkannya. Pasalnya, pihaknya lebih memfokuskan pada proses pengamanan dibandingkan pen­jualan tiket.

“Konsentrasi kami memang tidak terlalu fokus di tiket. Kami hanya ingin benar-benar mem­berikan keamanan yang terbaik un­tuk pertandingan besok. Kalau mem­bludak atau tidak, itu urusan kedua,” katanya.

Untuk pejabat dan tamu negara yang akan hadir dalam laga nanti, Mursyit menuturkan pihaknya masih belum dapat memastikan, karena belum ada konfirmasi dari protokoler istana. Meski demi­kian, dia memastikan, Presiden Fe­derasi Sepakbola Qatar akan menyaksikan laga tersebut.  “Sejauh ini, untuk kehadiran tamu negara, kami belum tahu karena belum ada rapat kordinasi dengan pihak istana. Tapi kalau dari tim Qatar, presiden fede­rasi­nya yang akan datang,” katanya.

30 Ribu Orang Nonton Linkin Park Tapi Aman & Nggak Ada Petasan...

Pertandingan Timnas me­lawan Bahrain 6 September lalu yang diwarnai ‘perang’ peta­san diharapkan tak terjadi lagi di pertandingan kandang ke­tiga ini. Panitia sudah me­ngantisipasi sejak dini.

Di depan loket penjualan ti­ket kategori II, panitia me­ma­sang spanduk setinggi tiga me­ter yang bertuliskan “Pintu ma­suk kategori 2 disertai dengan tanda panah. Perhatian selama di stadion dilarang membawa dan menyalakan, kembang api, pe­tasan, mercon atau bahan se­jenisnya karena akan meng­aki­batkan sanksi atau denda ke­pada Indonesia. Mohon du­kungannya atau saling meng­ingatkan demi kemajuan perse­pakbolaan Indonesia”.

Papan tersebut juga dipasang di 10 loket yang menjual tiket per­tandingan.

Hal serupa disampaikan Di­rek­tur Pengelola Gelora Bung Karno (GBK) Mahfudin Ni­gara. “Kami minta semua pi­hak bisa mematuhi hak dan ke­wa­jiban atas apa-apa yang men­jadi tanggung jawab masing-ma­sing. Kita tak lagi berharap ada lagi petasan dan laser yang bisa mengganggu pertandingan,” harapnya, kemarin.

Nigara meminta PSSI me­ning­katkan pengamanan agar tidak kecolongan lagi. Selain itu, para suporter pun harus me­matuhi peraturan. “Pengelola GBK tak bisa lagi bertanggung jawab, karena yang dipakai pera­turan FIFA. Dalam per­aturan FIFA, pengelolaan se­muanya ada di tangan federasi. Ka­mi hanya bisa menyediakan tempat,” jelasnya.

Mahfudin pun menyoroti kinerja PSSI. “Saya pikir para pe­nonton sudah cukup dewasa. Su­dah bisa menerima mana yang baik dan tidak. Kami me­minta PSSI lebih meningkatkan keamanan. Mungkin bisa me­nyisir tempat-tempat di mana bisa memasukkan petasan ke dalam stadion,” paparnya.

Menurutnya, panitia sejatinya dapat belajar perihal penga­ma­nan dan pengaturan arus pe­non­ton dari penyelenggara ajang-ajang serupa di luar negeri.

“Di luar negeri, para penonton su­dah datang jauh sebelum per­tandingan. Di ring satu, yang ma­suk adalah mereka-mereka yang hanya punya tiket. Se­mentara, di sini berkeliaran calo-ca­lo tiket. Tapi, sekali lagi saya ti­dak mau menyalahkan,” katanya.

Mahfudin menambahkan, di luar negeri, sampai di ring dua, ti­ket mereka sudah dirobek se­tengah. Jadi, sampai di ring satu mereka yang ada adalah mereka yang pegang tiket. Security mereka aktif,” katanya.

Bahkan, lanjutnya, penga­tu­ran yang rapi untuk ajang-ajang besar pun sebenarnya sudah ba­nyak diterapkan di Tanah Air, mes­kipun bukan untuk event olahaga.

“Ambil contoh konser Linkin Park kemarin, ada 30.000 orang da­tang. Tapi, tertib tidak ada yang bawa petasan atau botol mi­num dari luar, selain yang me­reka jual di dalam. Kalau mereka bisa tertib, kenapa penonton se­pakbola tidak,” katanya.

Mahfudin melihat dalam kon­ser Linkin Park security mereka aktif. Mereka membuat sekat-sekat sebelum masuk ke dalam area stadion dan penonton pun ra­pi dan mengantre. “Ketika pertandingan, security juga harusnya melihat ke penonton satu-satu,” sarannya.

Selain itu, Mahfudin berharap agar pihak keamanan yang disiagakan di area GBK nanti­nya melakukan tugas dengan te­gas tanpa kompromi, demi men­jamin kelancaran pertandingan.

“Ini soal psikologi massa. Kalau penonton-penonton di­biarkan atau mereka cuma lihat dua atau tiga petugas, mereka pas­ti bakal melakukan. Tapi, kalau petugas tidak kompromi, mereka tidak akan berani,” katanya.   [rm]


Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

UPDATE

Butuh Sosok Menteri Keuangan Kreatif dan Out of the Box

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:44

KPK Masih Usut Keterlibatan Hasto Kristiyanto di Kasus Harun Masiku dan DJKA

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Kesan Jokowi 10 Tahun Tinggal di Istana: Keluarga Kami Bertambah

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Segini Potensi Penerimaan Negara dari Hasil Ekspor Pasir Laut

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:22

Main Aman Pertumbuhan 5 Persen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:19

Gagal Nyagub, Anies Makin Sibuk

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:08

Predator Seks Incar anak-anak, Mendesak Penerapan UU TPKS

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:41

Dukung Otonomi Sahara Maroko, Burundi: Ini Solusi yang Realistis

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:39

Digelar Akhir Oktober, Indocomtech 2024 Beri Kejutan Spesial

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:29

WTO Perkirakan Perdagangan Global Naik Lebih Tinggi jika Konflik Timteng Terkendali

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:15

Selengkapnya