Berita

Mari Perjelas Tolok Ukur Keberhasilan KPK

Tangkap Penjahat yang Berkuasa!
SABTU, 08 OKTOBER 2011 | 11:11 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Selalu terbuka kemungkinan pelanggaran etik disiplin dan hukum dari para pimpinan maupun pegawai KPK. Hal itulah yang selalu dikhawatirkan publik, bukan berarti menyerang atau berusaha menghancurkan KPK.

Demikian dikatakan mantan anggota Panja UU KPK dan Tim Seleksi Komisioner KPK periode awal, Firman Jaya Daeli, dalam diskusi "KPK, Sesuatu Banget" di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (8/10).

"Selain itu, dimana tolok ukur dan parameter KPK dengan segala ide besar pembentukannya berhasil. Harus ada tolok ukur, apakah di pencegahan atau penindakan. Apakah dianggap berhasil kalau sudah menyadap atau sudah menangkap beberapa anggota DPR? Apakah KPK berhasil kalau sudah menangkap pejabat yang berkuasa?" papar Firman.


Menurut kader PDI Perjuangan itu, sangat baik bila ada rekomendasi perubahan UU KPK yang bersemangat penguatan. Harus dipertegas pula mekanisme pengawasan terhadap KPK dan patokan-patokannya. Selain itu, soal pedoman evaluasi.

"Apakah dengan tangkap jaksa yang nilai korupsinya cuma Rp 1 juta itu berhasil? Padahal kewenangan besar, tidak mengenal penghentian penyidikan," ujarnya.

Dalam konteks penindakan, KPK harus berhasil membongkar kejahatan korupsi yang sistemik. Tapi, sesal Firman, hal itu pun nyaris tak pernah terjadi. Dia lalu menjelaskan apa itu kejahatan besar yang dimaksud.

"Saya kira prioritasnya adalah membongkar kejahatan yang tak cuma besar, tapi apakah ada kekuasaan berkaitan dengan itu. Jadi kejahatan sistemik. Kalau bongkar korupsi Rp 1 miliar, harus ditelusuri apakah itu libatkan pejabat berkuasa. Bagaimana dengan Century, kasus Nazaruddin dan mafia pajak?" gugatnya.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya