komplek dpr/ist
komplek dpr/ist
RMOL. Desakan publik yang begitu kuat terhadap upaya pemberantasan korupsi dan penegakan hukum, berakibat terjadinya disharmoni antar lembaga negara yang semestinya bersinergi.
"Pertikaian" KPK dengan Kepolisian, Kejaksaan, dan Komisi III DPR atau saling bantah Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial; dan yang terakhir antara KPK dan Badan Anggaran DPR yang berujung pada tindakan mogok Badan Anggaran, merupakan contoh gamblang yang seharusnya tidak terjadi.
Hal itu dikatakan Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Azasi Manusia Indonesia (PBHI) Nasional, Angger Jati Wijaya. Disharmoni, menurut Angger, terjadi ketika penegakan hukum atau pemberantasan korupsi menyentuh lembaga-lembaga yang juga memiliki kewenangan di dalam melakukan penindakan, namun diduga terlibat dan atau menjadi pelaku atau bagian dari mata rantai pelaku penyalahgunaan wewenang maupun tindak pidana korupsi.
Populer
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26
Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35
Senin, 15 Desember 2025 | 21:49
UPDATE
Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09
Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51
Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35
Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25
Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45
Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39
Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09
Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00