Berita

KPK Tak Mampu Menjaga Mahkotanya Sendiri

KAMIS, 06 OKTOBER 2011 | 13:48 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Jika beberapa hari lalu KPK diserang habis-habisan oleh politisi PKS, Fachri
Hamzah, dengan ide provokatif membubarkan KPK, maka keputusan Komite Etik kemarin adalah bentuk serangan terhadap KPK dari dalam KPK sendiri.

Seperti diketahui, putusan Komite Etik memutuskan semua pimpinan KPK bersih dari pelanggaran etika dan pidana meskipun ada perbedaan pendapat soal pertemuan dengan mantan anggota Komisi III DPR dari Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin.

"Saat ini ancaman bagi KPK bukan hanya datang dari politisi busuk pro-koruptor yang berusaha membubarkan KPK secara sistematis, tetapi juga dari dalam institusi KPK sendiri berupa membenarkan pelanggaran kode etik dan membela pelanggar kode etik. Pendek kata, KPK terancam dilemahkan dari luar dan dari dalam," ujar jurubicara Serikat Pengacara Rakyat, Habiburokhman, kepada wartawan, Kamis (6/10).

"Saat ini ancaman bagi KPK bukan hanya datang dari politisi busuk pro-koruptor yang berusaha membubarkan KPK secara sistematis, tetapi juga dari dalam institusi KPK sendiri berupa membenarkan pelanggaran kode etik dan membela pelanggar kode etik. Pendek kata, KPK terancam dilemahkan dari luar dan dari dalam," ujar jurubicara Serikat Pengacara Rakyat, Habiburokhman, kepada wartawan, Kamis (6/10).

Menurut dia, ide pembubaran KPK yang dilontarkan Fachri Hamzah harus dilawan habis-habisan. Tetapi pelemahan KPK dari dalam juga harus diwaspadai. Seharusnya, pimpinan KPK periode mendatang bisa melakukan evaluasi serius terhadap penegakan kode etik.

"Harusnya institusi seperti KPK menerapkan standar zero-tolerance untuk pelanggaran kode etik, sebab kode etik adalah mahkota bagi KPK yang menjadi palang pintu masuknya intervensi anasir-anasir kekuasaan," tegasnya.

Soal kinerja Komite Etik, dia mengaku sejak awal sudah sangat khawatir dengan kinerja tim yang diketuai Abdullah Hehamahua itu karena kerap bersikap tidak etis. Ketua Komite Etik Abdullah Hehamahua beberapa kali mengeluarkan pernyataan yang bernada menghakimi justru di saat Komite Etik masih bekerja. Bahkan, seolah Hehamahua mengemban misi khusus untuk menyelamatkan Chandra.

"Performa Buya Syafii Maarif dalam Komite Etik juga tak kalah mengecewakan,
padahal selama ini Beliau adalah panutan masyarakat luas dalam konteks penegakan prinsip-prinsip kebenaran," tandasnya.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya