Berita

mustafa abubakar/ist

Menteri Mustafa Tak Layak Diganti

SABTU, 01 OKTOBER 2011 | 10:25 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Menteri Negara BUMN, Mustafa Abubakar, masuk dalam daftar banyak menteri yang harus diganti. Persoalan yang disorot terutama berkaitan dengan kesehatannya. Namun mitra kerja sang menteri di Senayan menaruh harapan agar Mustafa tetap berada di kabinet.

"Selama saya bertugas di Komisi VI, saya menilai kinerja Mustafa Abubakar termasuk yang terbaik di mitra kerja Komisi VI. Komunikasi dengan Komisi VI terjalin baik, dia menerima dengan baik masukan, saran dan kritikan dari anggota Komisi VI walau kritikan pedas sekalipun," kata anggota Komisi VI dari Fraksi PKS, Mahfudz Abdurrahman, Sabtu (1/10)

Contoh kerja baik dari Mustafa, disebutnya, terlihat dalam kasus perselisihan Asosiasi Pilot Garuda (APG) dengan Direksi Garuda yang beberapa waktu lalu bisa dia selesaikan dengan baik, sehingga Pilot Garuda tidak jadi mogok dan Garuda tetap beroperasi.


Mahfudz juga menganggap, anggapan bahwa Mustafa sudah gagal di Kementerian BUMN, seperti yang banyak diungkapkan berbagai pihak, amat tidak berdasar.

"Persoalan BUMN kita sudah sejak dulu ada, karena memang dari dulu sudah banyak yang bermasalah. Mustafa hanya melanjutkan estafet di Kementerian BUMN. Tapi kan sekarang kondisi BUMN sudah jauh lebih baik, walau masih ada beberapa yang masih bermasalah, kita lihat setoran deviden BUMN dan setoran pajak BUMN ke penerimaan negara meningkat," ucapnya.

"Kalau dikaitkan dengan persoalan kesehatan, kita semua tidak boleh berspekulasi. Jangan karena persoalan kesehatan, kita bilang Mustafa kinerjanya tidak baik, itu tidak fair alias tidak nyambung"," tuturnya.

Lagi pula, Mahfudz mengakhiri, sebaiknya biarkan Mustafa menyelesaikan satu pekerjaan besar lagi, yaitu menuntaskan pengalihan kepemilikan 100 persen Indonesia di PT Inalum di Sumatera Utara.

"Kami di Komisi VI pokoknya meminta Pak Mustafa Abubakar bisa segera bertugas kalau sudah sehat benar supaya urusan Inalum tuntas karena kerjasama dengan Pengusaha Jepang akan berakhir tahun 2013, sudah tidak lama lagi," tutup Mahfudz Abdurrahman.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya