Berita

rizal ramli/ist

Rizal Ramli: Fajar Perubahan Segera Terbit

SENIN, 26 SEPTEMBER 2011 | 16:26 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Demonstrasi yang terjadi di depan Istana Negara hari ini menjadi isyarat bahwa fajar perubahan akan segera terbit dalam waktu dekat.

Demikian tokoh nasional Rizal Ramli menanggapi demonstrasi yang terjadi di depan Istana Negara, Jakarta, tadi siang. Menurutnya, aksi yang melibatkan sekitar enam ribu orang itu bertemu pada muara yang sama, yaitu muara perubahan.

"Apa yang dilakukan teman-teman hari ini, merupakan isyarat rakyat mau perbahan sekarang juga. Mereka merasa tidak perlu menunggu sampai 2014. Sebab, terlalu mahal akibatnya bagi bangsa dan negara jika perubahan ditunda-tunda lebih lama lagi," katanya kepada wartawan, Senin (26/9).


Menurut Rizal Ramli, sejatinya kegelisahan rakyat atas kondisi yang dialami Indonesia tidak hanya terjadi di Jakarta. Kegelisahan itu sudah merata di seluruh daerah di Indonesia. Dari kunjungannya ke banyak daerah, diketahui bahwa rakyat juga menghendaki perubahan sekarang juga. Mereka kini menunggu Jakarta yang dijadikan sebagai contoh.

“Ketika bertemu dengan teman-teman dan rakyat di daerah-daerah, mereka berpesan kepada saya, Indonesia membutuhkan perubahan sekarang juga. Namun saya ingatkan kepada mereka semua, bahwa perubahan yang dimaksud adalah perubahan dengan damai, perubahan tanpa adanya korban. Bukan  perubahan yang anarkis. Kita tidak ingin ada konflik horizontal sebagaimana terjadi pada 1998 silam,” papar Rizal.
 
Menurut data yang dirilis sebuah harian, Rizal mengutip, setiap tahunnya sekitar 18-20 persen APBN dicuri oleh para penyelenggara negara untuk keperluan partai politik. Di negara lain, partai seperti ini bisa dibubarkan. Namun karena di Indonesia standar etikanya rendah, maka tidak ada tindakan apa pun kepada Parpol. Alasannya harus menunggu proses hukum. Akibatnya makin lama standar etika makin rendah. Elit saling tersandera, karena sebagian besar mereka terlibat. Kalau dibiarkan terus, ketidakpuasan rakyat akan semakin tinggi.
 
"Di sinilah  tragisnya. Standar etika yang diterapkan begitu rendah. Di negara lain yang standar etikanya tinggi, jangankan diduga melakukan korupsi, salah bicara saja, menteri bisa mengundurkan diri," ujarnya. 

"Kita tidak bisa berharap pada DPR atau pemerintah. Tidak ada pilhan lain, hanya people power yang bisa melakukan perubahan sekarang juga. Perubahan menuju Indonesia yang lebih baik, tinggi dalam standar etika, tinggi kesejahteraan rakyatnya, dan akhirnya menjadikan Indonesia sebagai raksasa ekonomi dunia," tutup Rizal Ramli.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya