Berita

ilustrasi

WAWANCARA DENGAN KEPALA BIN

Kenapa Pemerintah Selalu Menengarai Kelompok Garis Keras?

MINGGU, 25 SEPTEMBER 2011 | 16:16 WIB | LAPORAN:

RMOL. Aksi bom bunuh diri kembali terjadi. Hari ini pukul 10.50, WIB seorang laki-laki melakukan aksi bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Semesta (GBIS), Solo, Jawa Tengah.

Salah satu cara untuk mencegah hal itu kembali terjadi, perlu adanya gerakan deradikalisasi paham keagamaan.

Hal itu dikatakan Kepala Badan Intelijen Negara, Sutanto, usai konferensi pers di kantor Kemenko Polhukam, Djoko Suyanto, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, siang tadi.


Berikut wawancara wartawan dengan mantan Kapolri tersebut.

Bagaimana mencegah aksi bom bunuh diri agar tidak kembali terjadi?

Tentu keterlibatan semua (pihak). Ini masalah-masalah, tentu aparat keamanan ini kan di pinggirnya saja. Justru hulunya lebih penting yaitu deradikalisasi perlu pemahaman yang benar. Diperlukan keterlibatan semua komponen masyarakat termasuk alim ulama, termasuk bidang-bidang lain, seperti kesejahteraan

Sebelumnya, aksi bom bunuh diri juga terjadi di masjid di kompleks Mapolres Cirebon. Apakah ini bisa dikatakan polanya sama?

Ya sekarang kan banyak yang meniru dari internet juga bisa dikembangkan oleh mereka masing-masing. Sekarang dengan mudahnya.

Kenapa pemerintah selalu menghubungkan dengan deradikalisasi, bukan pada tindakan. Apakah ada kaitan dengan internal pemerintahan kita?

Indonesia kan bukan hanya masalah ajaran agama, tapi global. Semuanya harus sama kita menyikapi masalah. Ini perlu pemahaman ajaran agama yang benar kembali kesana. Karena itulah para ulama duduk bersama, memberikan pemahaman pada masyarakatnya.

Pemerintah tidak mau dibilang kecolongan, apakah BIN sudah mengindikasi?

Kan masih ada kelompok-kelompok seperti itu dan mereka juga melakukan niatnya, rencana-rencana. Kita ada info ke aparat-aparat terkait yang punya kewenangannya. Kami kan memberikan info saja. Teman-teman kita kan tidak bisa bertindak.

Apakah karena tidak ada UU Intelejen?

Mereka kan kelompok teror tidak melihat Undang-undang. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya