Berita

chandra hamzah/ist

Chandra Hamzah Sama Sekali Tidak Menjawab Keraguan Rakyat

SABTU, 24 SEPTEMBER 2011 | 13:52 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Keterangan pers Wakil Ketua KPK, Chandra Hamzah, di kantornya kemarin petang dianggap tidak juga mampu menjawab keraguan publik menyusul banyak informasi yang diungkap kubu Muhammad Nazaruddin yang menggugat integritas pimpinan KPK.

Jurubicara Serikat Pengacara Rakyat, Habiburokhman, mengatakan, klarifikasi Chandra seolah menunjukkan dia sedang sibuk berdalih dan melakukan pembenaran atas fakta pertemuannya dengan elit-elit Partai Demokrat sejak 2008.

"Sejak pertama dia katakan Nazaruddin tiba-tiba hadir, padahal semula dia cuma mau bertemu Saan. Tapi pertanyaannya, kok bisa pertemuan dengan Nazaruddin itu terulang beberapa kali," katanya kepada Rakyat Merdeka Online, Sabtu siang (24/9).


Sejak pertemuan pertama Chandra dengan para petinggi Demokrat, lanjut Habiburokhman, sudah menunjukkan Chandra sebagai pejabat KPK melanggar etika karena bertemu politisi tanpa jadwal jelas dan agenda jelas dan di tempat tidak formal.

"Jadi setting pertemuan sudah tidak benar, tanpa agenda dan jadwal jelas dan bertemu politisi tanpa notulensi, itu sangat rentan terjadi suap," tegas Habiburokhman.

Sepengetahuannya, tidak ada institusi selonggar KPK di negara yang serius memberantas korupsi. Seperti di Hong Kong yang memiliki Independent Commission Against Corruption (ICAC), lembaga yang fungsinya seperti KPK, namun punya standar kode etik tegas soal agenda para pimpinannya.

"Semua pertemuan komisioner ICAC harus teragenda jelas hari per hari, harus terdokumentasi jelas. Ketika sekarang ada tuduhan dari Nazaruddin dan KPK sibuk berdalih, rakyat menjadi bingung mana yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujarnya.  

Seharusnya bagi KPK standar kode etik para pimpinan dan pegawainya adalah sangat vital. Namun, kasus Chandra bertemu elit Demokrat itu menjadi jawaban bahwa KPK tidak mempunyai etika yang tegas.

"Etika sangat vital, karena itulah benteng pertahanan pertama untuk menutup peluang intervensi dari kekuasaan dan tuduhan dari publik," terangnya.

Soal pengakuan Chandra bertemu dengan Nazaruddin dan Anas Urbaningrum, saat dirinya ditahan di tahanan Bareskrim Mabes Polri karena kasus Cicak-Buaya, juga mendapat kritik tajam.

"Kalau alasannya dia mau melobi dukungan politisi pada dirinya dan Bibit yang dikriminalisasi, dia berarti tidak bisa analisa bahwa rakyatlah yang menyelamatkan dia, bukan politisi. Saya ragukan kemampuan analisis Chandra dalam dalih itu," ucapnya.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya