Berita

Transjakarta

On The Spot

170 Bus Isi Tanki Dua Kali Sehari

Kuota Gas Transjakarta di SPBG Pinang Ranti Habis
SABTU, 24 SEPTEMBER 2011 | 05:23 WIB

RMOL. Bus Transjakarta dengan plat nomor B 7290 IV melaju pelan-pelan memasuki area Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di Jalan Pondok Gede Raya, Pinang Ranti, Jakarta Timur, Jumat siang (23/9).

Bus warna merah itu kemudian berhenti persis di samping dis­penser. Mesin dimatikan. Petugas SPBG sigap mengambil selang di dispenser kemudian memasuk­kan ke lubang pengisian gas di bus. Nozzle ditekan, gas pun mengalir dari dispenser ke tanki bus. Petugas SPBG mencatat nomor seri dan plat nomor bus di formulir kecil.

Pengisian selesai, petugas itu meletakkan selang ke dispenser. Tombol di samping dispenser ditekan, sebuah struk keluar. Isinya, jumlah gas yang diisikan. Struk itu lalu disimpan disimpan di laci meja disamping kiri dispenser.

Aktivitas pengisian gas bagi bus Transjakarta kemarin terlihat normal. Tak terlihat antrean di stasiun itu. Stasiun ini hanya me­layani bus Transjakarta, tidak un­tuk umum. Sebab, nozzle untuk pengisian hanya cocok untuk bus tersebut. Nono, petugas SPBG mengung­kapkan penagihan pengisian gas bus Transjakarta dilakukan setiap dua minggu.

Selama ini, kata dia, SPBG Pinang Ranti tak pernah tersendat dalam melayani bus Transjakarta. Sebab, pasokannya selalu terse­dia. “Kalaupun tersendat biasa­nya hanya berlangsung selama beberapa jam saja,” katanya.

Nono menjelaskan, biasanya la­yanan sedikit terhambat karena perawatan mesin pengisian (dis­penser). “Itu rutin setiap bulan,” kata dia. “Mesinnya masih garan­si, jadi harus dicek setiap bulan.”

Sebelum perawatan mesin, pihak stasiun pengisian mem­be­ritahukan pengelola Transjakarta. Dengan begitu pengelola bisa mengantisipasi berkurangnya pelayanan pengisian gas di tempat ini.

Sejak Februari 2011, SPBG me­la­yani 120 bus Transjakarta. Tanki bus bisa diisi sampai 150 liter. “Biasanya, dalam hari setiap bus mengisi dua kali,” ujar Nono.

Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta, M Akbar mengatakan, kuota bahan bakar gas (BBG) untuk bus Trans­ja­karta di SPBG Pinang Ranti habis Jumat, 23 September 2011.

Stasiun pengisian ini me­la­yani armada bus Tranjakarta ko­ridor V (Kampung Melayu-An­col), kori­dor IX (Pinang Ranti-Pluit), dan koridor X (Cililitan-Tan­jung Priok).

Ia khawatir habisnya kuota akan mengganggu operasional ar­mada bus yang melayani tiga ko­ri­dor. Pengisian gas akan dialikan ke SPBG Kampung Rambutan, Pancoran maupun Daan Mogot.

Ia menjelaskan, kuota pengi­sian di stasiun ini menjadi cepat habis karena beberapa waktu lalu SPBG di Daan Mogot dan Kam­pung Rambutan mengalami gangguan mesin. Akibatnya, pengisian dialihkan ke SPBG Pinang Ranti.

PT T Energy, pengelola SPBG Pinang Ranti membenarkan hal ini. “Pada awal September terjadi ke­rusakan di SPBG lain. Aki­batnya armada bus Transjakarta koridor V, VII dan VIII mela­ku­kan pengisian di sini,” kata Rudi Susilo, komisaris PT T Energy.

Walhasil, jumlah pengisian melonjak. Dari rata-rata 130 bus per hari jadi 170 bus. “Kuota kami pada bulan September di­perkirakan terlampaui pada Jumat,” kata Rudi.

Setiap bulan, Perusahaan Gas Negara (PGN) memberikan kuota pembelian gas bagi SPBG Pinang Ranti sebanyak 421.400 meter kubik.

Selama masih di bawah kuota itu, PT T Energy hanya mem­bayar Rp 2.400 per meter kubik kepada PGN, dengan asumsi satu dolar AS Rp 9.000. Bila kuota habis, PGN memberlakukan tarif Rp 7.200 per meter kubik.

Sementara PT T Energy terikat kontrak dengan BLU Trans­jakarta untuk menjual gas dengan harga Rp 3.100 per liter setara premium (LSP). “Kalau kami tetap melayani bus TransJakarta, kami akan merugi karena harga kulakan naik tiga kali lipat,” tandas Rudi.

Inilah yang dikhawatirkan Akbar. SPBG Pinang Ranti akan menaikkan harga jual gas ke Transjakarta sampai tiga kali.

Rudi mengatakan, pihaknya bisa tetap melayani Transjakarta bila PGN bersedia memberla­kukan tarif Rp 2.400 per meter kubik walaupun sudah melebihi kuota. “Kalau dapat dispensasi dari PGN, kami bisa melayani bus Transjakarta tanpa dirugikan.”

Menurut Akbar, kenaikan har­ga gas ini akan membuat pihak­nya mengurangi armada bus Transjakarta yang beroperasi. Bila tidak, pengeluaran untuk mem­bayar gas bakal mem­beng­kak. Pengurangan armada yang beroperasi akan menyebabkan pe­numpukan penumpang di halte-halte busway.

BLU pun turun tangan melobi PGN agar bersedia menambah kuota gas bagi SPBG Pinang Ranti dengan tarif normal.

Masuk Harus Izin, Dilarang Motret

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Pinang Ranti, Jakarta Timur berada di jalur bus­way. Letaknya persis di samping kiri halte Pinang Ranti. Ini me­mu­dahkan bus Transjakarta mengisi bahan bakar.

Stasiun pengisian yang berdiri di atas lahan berukuran 8 x 20 meter ini mempunyai dua pintu masuk. Masing-masing selebar 8 meter yang berada di bagian depan dan belakang.

Di bagian depan menghadapi Jalan Pondok Gede. Di gerbang ini ditempatkan pos jaga ber­uku­ran 2x2 meter. Satu petugas ke­amanan dengan mengenakan pa­kaian serba biru terlihat berjaga di sini. Ia akan menanyakan identitas setiap orang yang masuk ke stasiun pengisian.

Di sebelah kanan pos pen­ja­gaan terdapat papan setinggi tiga meter warna merah dan putih. Di bagian atas terdapat tulisan “PT TE CNG. PT T energy. SPBG. “.

Di bawahnya dilampirkan har­ga bahan bakar gas (BBG) Rp 3.100. Juga pemberitahuan bahwa stasiun pengisian ini buka 24 jam sehari.

Pengelola tak punya men­ca­n­tum­kan larangan merokok, me­nyalakan api, menggunakan tele­pon genggam karena berpotensi menyebabkan kebakaran. Juga larangan memotret. Entah apa hubungan larangan yang terakhir dengan bahaya kebakaran.

Masuk ke dalam terdapat ba­ngu­nan tempat pengisian bahan bakar gas. Bentuknya terdiri dari tiga tiang tinggi dengan atap datar. Tiga dispenser disediakan ditempat ini. Nampak dua bus Trans Jakarta sedang mengisi gas.

Di bagian belakang SPBG terdapat pool bus Transjakarta. Luasnya sebesar lapangan bola. Pool ini memiliki pintu selebar delapan meter. Hanya sebagian yang dibuka.

Masuk ke dalam area pool terdapat pos jaga berukuran 3x4 meter. Di pos ini ditunggui seorang petugas keamanan.

Setiap orang yang tak dikenal harus izin terlebih dahulu kepadanya untuk bisa masuk.

Melongok ke dalam terlihat dua Transjakarta yang terparkir.  “Bus tersebut sedang diperbaiki mesinnya, jadi di parkir disini,” kata petugas keamanan yang tidak mau disebutkan namanya.

Petugas keamanan yang mengenakan baju atas warna putih ini mengatakan, sebetulnya pool ini dikhususkan untuk bus Transjakarta yang berbahan bakar solar. “Tapi kadang kala bus yang pakai gas juga parkir ini di sini karena rusak mesin atau gas lagi kosong,” katanya.

PGN Kasih Dispensasi Sampai Akhir Bulan

Lobi yang dilakukan Badan Layanan Umum (BLU) Trans­jakarta tak sia-sia. Perusahaan Gas Negara (PGN) mau mem­berikan dispensasi kepada SPBG Pinang Ranti.

Stasiun pengisian ini diper­bo­lehkan membeli gas dari BUMN itu dengan tarif normal walaupun sudah melebihi kuota. “PGN memberikan dis­pensasi sampai akhir bulan untuk SPBG Pinang Ranti,” kata Kepala BLU Transjakarta, M Akbar. Dengan adanya dis­pensasi ini, Akbar memastikan armada bus Transjakarta akan beroperasi normal.

Rudi Susilo, komisaris PT T Energy, pengelola Stasin SPBG Pinang Ranti juga telah me­ne­rima kabar ini. Dengan adanya dispensasi ini pihaknya bisa membeli gas melebihi kuota bu­lanan tanpa dikenakan tam­bahan biaya. “Dengan dis­pen­sasi itu, kami ko­mitmen untuk melayani se­luruh permintaan pengisian Busway hingga akhir bulan,” kata Rudi.

Vice President Corporate Com­munication PGN, Nella Andaryati mengatakan, dispen­sasi ini temporer, hanya berlaku Sep­tember ini. “Kelebihan pem­belian di atas kuota itu tidak akan di­kenai tambahan harga,” katanya.

Nella mengatakan, dispensasi ini diberikan karena PGN mendukung penggunaan gas sebagai bahan bakar kendaraan umum. “Dan kami telah menge­tahui adanya sejumlah SPBG bus TransJakarta yang tidak beroperasi pada awal bulan. Ba­nyak bus yang akhirnya mengisi gas di SPBG Pinang Ranti,” katanya.

Namun, tegas Nella, tak berarti SPBG Pinang Ranti dapat menjual gas sebanyak-banyaknya. “Diba­tasi, dan hanya berlaku September. Dispensasi itu kasuistis, karena me­mang ada kerusakan di sejum­lah SPBG di Jakarta. Kuota belum bisa ditambah secara permanen, karena pasokan gas bagi PGN pun terbatas,” kata Nella.

Akbar berharap PGN bisa men­jual gas ke sejumlah SPBG yang melayani bus Transjakarta dengan harga normal tanpa dibatasi kuota. “Kita harap dispensasi ini jangan sampai bulan depan saja, tapi sete­rusnya agar layanan bus Trans­ja­karta tetap normal,” katanya.

Permintaan sama disampaikan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono. Menurut dia, pembatasan ini akan memper­sulit bus Transjakarta mengisi bahan bakar. Sebab, jumlah SPBG masih minim.

“Dibutuhkan konsumsi BBG yang sangat tinggi untuk pengo­pe­rasian busway. Belum lagi pada Desember mendatang akan ada 44 Bus Transjakarta baru yang akan beroperasi dan seluruhnya ber­ba­han bakar gas,” kata Udar.

Udar mengatakan, pasokan gas adalah salah satu kendala yang di­hadapi bus-bus Transjakarta, selain jalur yang tidak steril dan masih ku­rangnya jumlah armada. Pihak­nya tak bisa berbuat apa-apa untuk mengatasi masalah ini karena gas dipasok untuk bus Trans­jakarta dipasok oleh PGN.   [rm]


Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

UPDATE

Butuh Sosok Menteri Keuangan Kreatif dan Out of the Box

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:44

KPK Masih Usut Keterlibatan Hasto Kristiyanto di Kasus Harun Masiku dan DJKA

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Kesan Jokowi 10 Tahun Tinggal di Istana: Keluarga Kami Bertambah

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Segini Potensi Penerimaan Negara dari Hasil Ekspor Pasir Laut

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:22

Main Aman Pertumbuhan 5 Persen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:19

Gagal Nyagub, Anies Makin Sibuk

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:08

Predator Seks Incar anak-anak, Mendesak Penerapan UU TPKS

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:41

Dukung Otonomi Sahara Maroko, Burundi: Ini Solusi yang Realistis

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:39

Digelar Akhir Oktober, Indocomtech 2024 Beri Kejutan Spesial

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:29

WTO Perkirakan Perdagangan Global Naik Lebih Tinggi jika Konflik Timteng Terkendali

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:15

Selengkapnya