Berita

Malinda Dee

On The Spot

Mau Tarik Duit Butuh Berminggu-minggu

Mereka Yang Duitnya Digasak Malinda Dee
RABU, 21 SEPTEMBER 2011 | 06:50 WIB

RMOL. Sepak terjang bekas Manager Relationship Citibank, Inong Malinda Dee dalam membobol rekening nasabah Citibank sungguh mencengangkan. Ia berhasil membobol sedikitnya 30 rekening nasabah. Duit yang digasak miliaran rupiah.

Itu terungkap dalam dakwaan jaksa penuntut umum (JPU) yang dibacakan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan,  Senin lalu. Andhika Gumilang dan Ismail Bin Janim, suami siri dan adik ipar Malinda duduk sebagai pesakitan di persidangan itu.

Di antara 30 nasabah yang duit­nya ditilep Malinda terdapat be­berapa nama tenar. Misalnya, be­kas komandan Korps Marinir (Dankormar) Letjen TNI (Purn) Nono Sampono, bekas gubernur DKI (alm) Ali Sadikin dan Gaby M Bakrie, adik ipar Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie.

Nono Sampono tidak menu­tu­pi, jika dirinya pernah menjadi na­sabah Citibank. Ia menjadi na­sa­bah bank asing itu selama de­lapan tahun. Beberapa tahun ter­akhir, dia mencium gelagat tidak baik dari Malinda.

“Sejak tahun 2002, saya adalah nasabah Citibank. Kemudian se­jak tahun 2007, saya mulai me­rasa ada kejanggalan,” ungkap pria yang hendak maju dalam pe­mili­han gubernur Jakarta tahun depan ini.

Apa kejanggalan yang dira­sa­kannya? Nono menjelaskan diri­nya kerap dipersulit ketika me­ngambil uang. “Kalau mau me­narik uang dalam jumlah besar wak­tunya lama dan cenderung ber­belit-belit. Kadang bisa se­minggu lebih. Saya merasa ada yang tidak beres,” jelas dia.

“Saya jujur saja, satu tahun se­belum mencuat kasus itu saya me­rasa tidak nyaman. Karena saya su­dah tidak nyaman, akhir­nya saya tarik seluruh uang saya,” lanjut dia.

Apa yang membuat Nono ter­tarik menyimpan uangnya di Ci­tibak? Nono menuturkan, ketika menjabat komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Pas­pam­pres) ada pihak dari Citibank yang menawarkan formula khu­sus kepada dirinya. “Karena ter­tarik, saya kemudian menga­lih­kan seluruh uang saya di sebuah bank ke Citibank,” ujarnya mengung­kapkan alasan memilih Citibank.

Nono mengatakan, ia tidak pernah secara khusus memilih Malinda Dee untuk mengurusi rekening miliknya. Pada awalnya, kata Nono, anak buah Malinda yang disuruh maju. Lama-kelamaan uang itu ditangani langsung oleh Malinda.

Dia mengaku, tidak mengeta­hui bagaimana mekanisme per­gantian antara orang yang biasa menanganinya berubah menjadi Malinda. Tapi Nono tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut.

“Awalnya bukan dia. Tetapi dua tahun setelahnya yang biasa­nya melayani saya berubah men­jadi Malinda. Sepertinya Malinda pasang jebakan, kaki tangannya dulu yang maju. Tapi muaranya ke dia juga,” jelas Pria kelahiran Bangkalan, Madura, Jawa Timur, 1 Maret 1953 ini.

Pria yang pernah menjabat se­bagai Ketua Badan SAR Nasio­nal (Basarnas) bukannya diam saja mengetahui hal tersebut. Nono telah melaporkan adanya ke­janggalan tersebut pada pim­pinan Citibank..

“Malinda dipanggil terus di­tegur, tapi tetap aja dia jalan terus. Karena ada kejanggalan ini, ta­hun 2009 saya tarik semua uang saya. Saya tarik secara bertahap mulai dari 2007 sampai benar-benar ber­sih tahun 2009 sesuai dengan ang­ka yang saya punya,” ujarnya.

Ketika kasus Malinda Dee mencuat tahun 2011, Nono me­ngaku, secara resmi sudah bukan lagi nasabah Citibank. Ketika mengambil seluruh uangnya dari Citibank, Nono juga tidak merasa kehilangan uang sepeser pun.

“Saya beruntung angka-angka dalam catataan saya tidak beru­bah ketika saya menarik. Saya secara angka sama sekali tidak dirugikan. Tidak berkurang sama sekali,” ujarnya.

Dalam persidangan, Jaksa pe­nuntut umum (JPU) mendakwa adik ipar Inong Malinda Dee, Ismail bin Janib (36), dalam ka­sus pencucian uang nasabah Ci­ti­bank. Ismail didakwa men­jadi penampung uang nasabah yang digelapkan Malinda se­ba­nyak Rp 21,4 miliar.

Tercatat dua kali dana di re­kening Citigold milik Nono di­pindahkan Malinda, ke rekening Ismail. Yakni pada 2 November 2007 sebesar Rp 630 juta dan 23 Ok­tober 2008 sebesar Rp 500 juta.

Nono memang tidak menepis dirinya menjadi korban Malinda. Dia memperkirakan, uangnya yang diambil oleh Malinda digan­ti dengan uang dari rekening nasabah lainnya.

“Saya tidak merasa kehilangan uang. Ada kemungkinan, waktu saya menarik uang saya, dia tu­tupi pakai uang dari rekening nasabah lain. Mungkin karena uang saya sudah dia pakai ke mana-mana,” ujarnya.

“Tanpa sepengetahuan saya, ketika saya hendak mengambil semua uang, nominal yang hilang itu dikembalikan. Uang saya sebetulnya tidak hilang, karena sesuai dengan jumlah yang saya catat,” tandasnya.

Ketika disinggung, berapa uang Nono di rekening yang di­kelola Malinda? Pria berkumis ini enggan mengungkapkan no­mi­nalnya “Jumlahnya sama dengan yang saya laporkan ke KPK. Kan sebagai pejabat negara saya laporkan daftar kekayaan saya ke KPK,” jelas dia.

Meski namanya tercatat seba­gai korban Malinda, tapi sampai saat ini Nono belum pernah ber­ko­mu­ni­kasi kembali dengan pi­hak Ci­ti­bank. Bahkan, Nono men­de­ngar kabar dirinya menjadi korban dari pemberitaan di media massa.

“Saya tahu dari teman-teman war­tawan yang mengkonfirmasi hal itu kepada saya. Saya punya data lengkap setiap angka ketika saya menarik dana saya dari Citi­bank. Karena saya orang taat asas, angka-angka itu saya la­porkan ke KPK,” katanya.


Dicuri Saat Sakit

Mendiang bekas gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin juga menjadi korban Malinda Dee. Duit yang digasak Malinda lebih dari Rp 2 miliar.

Dalam dakwaan JPU terha­dap adik ipar Malinda, Ismail bin Janim, Ali tercatat ke­hi­langan uang Rp 2,059 miliar. Duit tersebut dipindahbukukan secara ilegal.

Saat hal itu dikonfirmasi ke­pada putra sulung Ali, Boy Sa­dikin, dia tidak membantahnya. “Kita nggak tahu soal pem­bobolan itu, tapi tahun 2007 ba­­pak sedang sakit-sakitan. Me­mang salah satu nasabah­nya me­mang ada nama bapak,” kata Boy.

Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta ini pun sudah me­nanyakan perihal kasus ini ke­pada bekas sekretaris Bang Ali. Ia mengakui ada rekening Ali yang disimpan di Citibank.

“Kata mantan sekretaris ba­pak, ada yang ditransfer ke re­ke­ning perusahaan apa gitu di Bandung,” katanya.

Sebagai ahli waris, Boy me­ngaku, tidak pernah dikontak pi­hak Citibank tentang pem­bo­bolan rekening ayah­nya. Termasuk soal kabar adanya penggantian dana bagi nasabah yang menjadi kor­ban Malinda.

Modus yang digunakan Ma­linda untuk membobol rekening Ali adalah dengan membuat pe­rintah transfer ke nomor reke­ning 2761354762 milik Ismail pada 27 Maret 2007. Di dalam berita acara pengiriman uang ditulis untuk pembayaran pajak Ali Sadikin. Uang Rp 1,151 miliar pun berpindah.

Pada 26 Juli 2007 Malinda kem­bali membobol rekening Ali. Ia mentransfer dana Rp 908 juta di rekening Ali ke rekening Is­mail. Kali ini ditulis untuk keper­luan first payment rent house, Jl Dharmawangsa JKT.


Rekening Adik Ipar  Ical Ikut Dibobol

Keluarga Bakrie juga ada yang jadi korban Malinda Dee. Rekening Gaby M Bakrie terca­tat empat kali dibobol.

Lalu Mara Satriawangsa, juru bi­cara keluarga Bakrie me­nye­butkan Gaby adalah istri Indra, adik Aburizal Bakrie (Ical).

“Betul beliau menjadi nasa­bah Citibank dan betul juga be­liau salah satu korban. Saya su­dah konfirmasi dengan putra beliau,” kata Lalu Mara.

Namun dia belum dapat men­jelaskan jumlah dana yang di­simpan Gaby di Citibank mau­pun yang dicuri Malinda. “Soal lain-lain, saya kira itu masuk wilayah private-nya,” ujarnya.

Meski menjadi korban, kata Lalu Mara, Gaby tak mau mem­perpanjang kasus tersebut ke ranah hukum. Sebab dia sudah mendapat jaminan dari pihak Ci­tibank bahwa dana yang di­curi akan diganti.

“Ibu Gaby Bakrie telah men­dapat jaminan dari Citibank un­tuk dibayar dan ibu telah me­nye­tujui untuk tidak diper­pan­jang kasusnya,” katanya.

Apakah Gaby sudah men­dapatkan penggantian? Belum jelas. Saat ditanyakan hal ini, Lalu Mara hanya menjawab sing­kat. “Kalimatnya sudah dapat jaminan dari Citibank. Jadi amanlah.”

Dalam surat dakwaan jaksa penuntut umum disebutkan Ma­linda mentransfer duit nasabah Citibank ke rekening adik iparnya, Ismail bin Janim.

Rekening Citigold milik Gaby termasuk yang dibobol. Tanpa sepengatahuan Gaby, Malinda memindahkan uang Rp 465,5 juta, Rp 550,5 juta, Rp 93,374 juta, dan Rp 160 juta ke rekening Ismail.   [rm]


Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

UPDATE

Butuh Sosok Menteri Keuangan Kreatif dan Out of the Box

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:44

KPK Masih Usut Keterlibatan Hasto Kristiyanto di Kasus Harun Masiku dan DJKA

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Kesan Jokowi 10 Tahun Tinggal di Istana: Keluarga Kami Bertambah

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Segini Potensi Penerimaan Negara dari Hasil Ekspor Pasir Laut

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:22

Main Aman Pertumbuhan 5 Persen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:19

Gagal Nyagub, Anies Makin Sibuk

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:08

Predator Seks Incar anak-anak, Mendesak Penerapan UU TPKS

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:41

Dukung Otonomi Sahara Maroko, Burundi: Ini Solusi yang Realistis

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:39

Digelar Akhir Oktober, Indocomtech 2024 Beri Kejutan Spesial

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:29

WTO Perkirakan Perdagangan Global Naik Lebih Tinggi jika Konflik Timteng Terkendali

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:15

Selengkapnya