Berita

Demi Bangsa, Bersihkan KPK dari Mafia!

RABU, 14 SEPTEMBER 2011 | 13:01 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Partai Demokrat tidak bisa menolak julukan "bungker bagi koruptor". Setidaknya tidak kurang dari sepuluh elit partai binaan SBY itu, dari tingkat DPP hingga DPD, yang terlibat korupsi. Mulai dari Asad Syam, Yusran Aspar, Sarjan Taher, Moch Salim, Yusak Yaluwo, Amrun Daulay, Agusrin Najamudin, Nazaruddin, dan Murman Effendi.

"Jika partai yang getol mengkampanyekan anti-korupsi saja sudah menjadi rumah nyaman bagi koruptor, maka matilah harapan pemerintahan bersih yang selalu didengung-dengungkan itu," kata Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, Muhammad Ilyas, kepada Rakyat Merdeka Online, Rabu (14/9).

Dan sayangnya, KPK yang diharap jadi lokomotif perubahan, masih terjebak kepentingan elit. Tuduhan bahwa KPK melakukan tebang pilih juga sulit terbantahkan. Kasus Century, Gayus Tambunan, Kasus BLBI, Cek Pelawat makin tidak jelas rimbanya. Belum lagi kasus kasus yang menyentuh orang orang terdekat Istana seperti perkara hibah KRL yang melibatkan Menko Perekonomian Hatta Rajasa, ataupun kasus yang menyangkut pengurus teras DPP Demokrat seperti Johnny Allen.


Tidak mungkin semua perkara besar itu diselesaikan oleh KPK yang semakin kehilangan integritas sejak para pimpinannya terlibat di berbagai kasus, termasuk terseret pusaran korupsi mantan Bendahara Umum Demokrat, Muhammad Nazaruddin.
 
"Maka itu Komisi etik KPK harus bertindak tegas tanpa pandang bulu dalam membersihkan KPK dari mafia jahat dan segera menonaktifkan oknum KPK yang terindikasi terlibat korupsi seperti Chandra Hamzah dan Ade Rahardja," ujar Ilyas.

Mereka juga menyerukan KPK untuk tidak melakukan tebang pilih dalam penangan kasus Centurygate dan kasus Nazaruddin. KPK juga diminta tidak gentar dalam membongkar kasus korupsi yang melibatkan lingkaran dalam penguasa.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya