Berita

ilustrasi

PKS: Cepat Atasi Bencana Kelaparan Akut di NTT !

SENIN, 12 SEPTEMBER 2011 | 11:34 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Pemerintah pusat dituntut segera campur tangan menangani masalah kelaparan rakyat di Nusa Tenggara Timur. Intervensi pemerintah diperlukan hingga provinsi itu benar-benar terbebas dari masalah kelaparan.

Hal tersebut disampaikan anggota komisi IV DPR, Ma'mur Hasanuddin, yang menilai bencana kelaparan di NTT sudah akut. Kejadian kelaparan di NTT bukan sekali dua kali, kata Ma'mur. Tahun 2005, ketika pemerintah menggelontorkan dana Rp 11 miliar untuk mengatasi kelaparan disana, ternyata itu hanya sebuah kebijakan instan.

"Perlu solusi yang sestemik untuk mengatasi kelaparan di NTT ini, sehingga setiap menghadapi musim kemarau tidak perlu risau dengan kerawanan pangan. Jangan jadikan NTT ini Afrika nya Indonesia," kata kader PKS ini dalam pernyataan persnya, Senin (12/9).


Kebijakan impor beras tahun 2011 hingga Juli mencapai 1,56 juta ton yang menelan dana negara sebesar Rp 7,1 triliun, menurutnya sama sekali belum terlihat menyentuh penanganan kelaparan di NTT. Di tengah situasi itu sungguh mengherankan jika salah satu kepala daerah di wilayah propinsi NTT ini malah hendak melakukan politik anggaran Rp 33 miliar untuk pembangunan kantor bupati.

"Enam tahun lalu warga makan bunga dan buah bakau serta kacang hutan untuk menyambung hidup. Kini warga makan biji asam. Kemana saja pemerintah. Pemerintah mesti malu di tengah-tengah negeri yang begitu subur, ada sudut wilayah yang tersiksa karena lapar," kata Ma'mur.

Untuk jangka pendeknya, lanjut Ma'mur, campur tangan pemerintah pusat sangat diperlukan untuk mengatasi kelaparan di NTT. Melalui menteri koordinator kesejahteraan rakyat, diharapkan dana cadangan bencana dan beras baik yang ada di pusat maupun di daerah-daerah terkoordinir. Untuk jangka panjang, pemerintah agar memikirkan dengan serius untuk mengatasi kerawanan pangan ini sehingga tiap tahun ketika menghadapi musim kemarau, Provinsi ini tidak perlu menghadapi ritual kelaparan.

Sekitar 900 jiwa dilanda kelaparan di Desa Uluwae, Kecamatan Bajawa Utara, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Sumber makanan hilang karena gagal panen di masa kemarau panjang. Mereka yang kelaparan sejak Juni lalu itu kebanyakan adalah transmigran asal pulau lain. Tujuh kabupaten lain yakni Kabupaten Timor Tengah Selatan, Sumba Timur, Ngada, Flores Timur, Belu, Timor Tengah Utara (TTU), dan Lembata juga dilanda rawan pangan.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya