Wanda Hamidah
Wanda Hamidah
RMOL. Wanda Hamidah digadang-gadang sebagai salah satu bakal calon gubernur DKI Jakarta. Bagaimana persiapan perempuan yang kini duduk di Komisi E DPRD DKI menghadapi pemilihan gubernur tahun depan?
Rakyat Merdeka pun menyamÂbangi markas timnya. Sehari-hari Wanda dan timnya berÂkumÂpul di bangunan bernomor 27di Jalan Cikatomas I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Suzuki X-Over hitam parkir di bawah pohon di pelataran. Tak jelas siapa pemiliknya.
Bangunan berlantai satu yang dicat putih itu tampak sepi. Tak terÂlihat spanduk dan umbul-umÂbul yang mengampanyekan WanÂda sebagai bakal calon orang noÂmor satu Jakarta. Pintunya terÂtutup rapat. Tak terlihat aktivitas di tempat ini.
Suasananya berbanding terÂbaÂlik dengan bangunan sebelahnya yang menjadi kantor law firm. Orang keluar masuk. PelaÂtaÂranÂnya dipenuhi mobil dan sepeda motor yang parkir.
Rakyat Merdeka mencoba meÂngetuk pintu markas tim Wanda. Dari dalam keluar seorang pria, dia mengenalkan diri sebagai Cyril Raoul Hakim. Suami Wanda ini mempersilakan maÂsuk. Dengan ramah, ia meminta menunggu sejenak sambil masuk ke dalam.
Situasi di dalam markas ini juga sepi. Hanya ada Dedi EkaÂdibÂrata. Pria ini adalah KoorÂdiÂnaÂtor Tim Pemenangan Wanda Hamidah menuju kursi DKI I.
Beberapa lukisan memenuhi bagian dinding kantor ini. BeÂbeÂrapa lukisan berukuran kecil terÂsusun rapi di atas meja kecil. LuÂkisan keramik tersebut di anÂtaÂranya bergambar tokoh komunis China, Mao Tse Tung.
Karena bangunannya kecil, ruang yang ada dimanfaatkan seÂbaik mungkin Di ruangan tengah tampak beberapa buah meja staf dan meja berukuran besar sebagai tempat rapat.
Selidik punya selidik sehari-hari bangunan ini merupakan kanÂtor Yayasan Azzahra. YayaÂsan ini berkonsentrasi di bidang penÂdidikan. Wanda mendirikan yaÂyasan ini pada 1998 bersama suaÂmiÂnya. Yayasan ini mencoba meÂnolong anak-anak yang tidak mamÂpu agar tetap bisa berÂsekolah dengan mencarikan orangtua asuh.
“Yayasan Azzahra sudah ada sebelum kita menikah. Sudah sekitar 2.000 anak sudah pernah kita sekolahkan. Teman-teman Wanda sesama artis dan teman-teman pengusaha ikut menjadi orangtua asuh di yayasan ini,†terang Cyril.
Selain menjadi kantor Yayasan Azzahra, Cyril dan Wanda menjadi tempat ini sebagai pusat kegiatan sosial mereka. Menurut Cyril yang akrab disapa Chiko, Komunitas Jakarta Bergerak juga digagas di sini.
“Kita punya komunitas yang namanya Jakarta Bergerak. Mereka adalah orang-orang yang mendukung Wanda waktu Pileg 2009. Mereka lintas partai, lintas ormas, lintas gender, lintas proÂfesi, bahkan ada PNS yang gaÂbung di dalamnya. Orang-orang ini yang punya keyakinan bahwa Wanda bisa membawa aspirasi mereka,†ujarnya.
Chiko kemudian meminta RakÂyat Merdeka melanjutkan perÂbinÂcangan dengan Dedi yang juga menjadi Koordinator Komunitas Jakarta Bergerak. “Nanti kalau saya yang ngomong disebutnya nggak obyektif, karena ngomoÂngin istri sendiri,†ujarnya semÂbari tersenyum.
Dedi mengatakan, dari segi kaÂÂpasitas dan kapabilitas kemÂamÂÂpuÂan Wanda untuk memimÂpin JaÂkarta tidak diragukan lagi. Dari baÂnyak nama yang berÂmunÂculan, meÂnurutnya, hanya Fauzi Bowo yang layak bersaing deÂngan Wanda.
“Menurut saya yang bisa head to head dengan Fauzi Bowo. DaÂlam artian sama-sama bekerja untuk Jakarta. Nah, kita lihat saja mana kerjanya yang lebih bagus. Pengetahuan tentang APBD, PerÂda sebenarnya hanya dua orang ini yang mumpuni. Yang lainnya awam soal Jakarta,†katanya.
Wanda, lanjut Dedi, dianggap lebih mewakili masyarakat JaÂkarta dibandingkan calon-calon lainnya. Alasannya, karena WanÂda lahir dan dibesarkan di Jakarta. “Kalau kita berbicara suku atau ras, ibunya Wanda orang Betawi asli. Kalau untuk urusan ke JaÂkarÂtaannya nggak perlu diragukan alias sudah pas,†ujar Dedi.
Selain itu, Wanda juga pernah tinggal di tiga wilayah dengan karakteristik berbeda di Jakarta. Sehingga, dia menilai, Wanda cukup memahami karakter dan kebutuhan masyarakat Jakarta di masing-masing wilayah tersebut.
“Wanda lahir di Batu Ceper dan mengecap sekolah dasar di sana. Lalu pindah ke RawaÂmaÂngun ketika SMP dan SMU. KeÂmudian, sesudah menikah tinggal di Jakarta Selatan. Dia mengerti betul tentang Jakarta,†ucapnya.
Alasan lainnya mengapa meÂreÂka mau mendukung tanpa dibayar sepeserpun lantaran Wanda diÂniÂlai jauh dari korupsi selama duÂduk di DPRD DKI. Wanda juga dinilai aktif memperjuangkan kebijakan-kebijakan yang berÂpihak pada masyarakat.
“Dalam beberapa kesempatan Wanda mengambil posisi sendiri di DPRD, seperti di masalah Koja. Dia walk out sendirian. Itu hal-hal yang menurut kita positif dalam memperjuangkan kebeÂnaran,†tandasnya.
Dia menambahkan, Komunitas Jakarta Bergerak siap memÂberiÂkan dukungan dan tenaga meÂmuluskan jalan Wanda menjadi DKI-1. Namun, lanjutnya, hal itu kembali kepada keputusan Partai Amanat Nasional (PAN), partai yang menjadi tempat Wanda berÂnÂaung. siap mendukung sepeÂnuhÂnya jika Wanda maju untuk meÂmimpin Jakarta.
“Wanda selalu mengatakan kepada saya sebagai politisi harus mau lebih berkuasa. Bukan dalam artian negatif. Berkuasa untuk bisa berbuat lebih banyak. MeÂnurut dia, idealnya berada dalam posisi eksekutif. Karena banyak yang dia perjuangkan mandek di legislatif,†katanya.
Utak-atik Cari Pasangan
Partai Amanat Nasional (PAN) belum memutuskan siapa calon yang akan dijagokan di Pemilihan Gubernur 2012. Namun Ketua DPP PAN Arya Bima Sugiarto meÂngatakan, nama Wanda HamiÂdah masuk dalam bidikan tokoh yang akan diusung.
“Ada kemungkinan Wanda kita gadang-gadang. Kita akan siapÂkan tapi entah berpasangannya dengan siapa. Mungkin dengan orang-orang yang namanya sudah mulai muncul,†ujar Bima.
Menurut Bima, nama Wanda Hamidah dinilai cukup populer di Jakarta. Sebab itu, besar keÂmungkinan PAN akan menguÂsungnya sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta.
Bila nanti disepakati, PAN tingÂgal mencari siapa orang yang akan menjadi pendamping WanÂda di pilgub. “Saat ini ada bebeÂrapa nama yang posisinya cukup bagus yah. Ada Tantowi Yahya, ada Nachrowi Ramli dan Djan Faridz,†ungkapnya.
Menurut Bima, melihat perÂoleÂhan suara PAN di Jakarta pada Pemilu 2009, tampaknya partaiÂnya tidak memungkinkan meÂngusung Wanda sendirian. PAN perlu menggandeng calon dari partai lain.
“Partai harus menghitung kemenangan, bila ada kader lain yang kita hitung akan berÂganÂdengan dengan Wanda akan kita dukung sendiri,†ungkapnya.
Beberapa nama pun dibidik. Salah satunya Djan Farid. Namun Bima tidak menyebut opsi lain jika kemudian Djan Farid meÂngiÂnginkan posisi DKI-1.
Mikir-mikir Pasang Spanduk
Inilah alasan Wanda HamiÂdah tak buru-buru menyebar spanduk gambar dirinya. MeÂnurut dia, banyak spanduk tak menjamin bahwa ia akan memÂperoleh kemenangan di peÂmiÂlihan gubernur nanti.
Seperti diketahui, beberapa nama bakal calon berlomba-lomba pamer spanduk di ruang publik. Pemasangan paling genÂcar dilakukan menjelang RamaÂdhan. Para bakal calon tampak tak ingin ketinggalan meÂnguÂcapkan selamat menjalankan ibadah puasa kepada warga Jakarta.
Wanda tak mempersoalkan kandidat yang gencar memaÂsang spanduk di berbagai temÂpat-tempat strategis di ibu kota.
“Spanduk, bendera dengan substansi politis sudah menjadi bagian dari kultur di Indonesia. Bahkan zaman Orba pohon pun dicat warna parpol. Memang gambar kandidat itu mengiÂngatÂkan pemilih akan calon. Bisa jadi menguntungkan bagi seseÂorang incumbent karena spanÂduk-spanduknya paling aman dari pencopotan Satpol PP,†ujar Wanda
Namun, Wanda menilai bisa saja dengan banyaknya spanduk malah merugikan yang berÂsangÂkutan. Persoalan kemaÂceÂtan dan banjir di ibu kota yang tak kunjung bisa mengingatkan masyarakat Jakarta ketika melihat baliho atau spanduk incumbent.
“Masyarakat Jakarta rata-rata sangat cerdas dalam menilai kepemimpinan pejabat-pÂeÂjaÂbatÂnya. Persoalan kemacetan, keÂsemrawutan sistem transÂportasi, ketidaknyamanan, pungli di sekolah-sekolah negeri serta sistem jaminan pelayanan keÂseÂhatan masyarakat dialami seÂhari-hari oleh semua lapisan masyarakat. Mungkin dengan ada gambar bapak gubernur baÂkal mengingatkan masyarakat siapa yang bertanggung jawab di balik semua ketidakÂnyamanan hidup di ibukota ini,†tandasnya. [rm]
Populer
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26
Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35
Senin, 15 Desember 2025 | 21:49
UPDATE
Senin, 22 Desember 2025 | 08:06
Senin, 22 Desember 2025 | 08:00
Senin, 22 Desember 2025 | 07:45
Senin, 22 Desember 2025 | 07:24
Senin, 22 Desember 2025 | 07:15
Senin, 22 Desember 2025 | 07:10
Senin, 22 Desember 2025 | 07:00
Senin, 22 Desember 2025 | 06:56
Senin, 22 Desember 2025 | 06:30
Senin, 22 Desember 2025 | 05:59